Thursday, December 17, 2009

Uneducated People

Sebagian besar masyarakat kita tuh masih uneducated. Mungkin banyak yang nggak setuju dengan pernyataan ini. Tapi saya punya alasan kenapa, saya menyebut mereka uneducated. Bukan berarti mereka buta huruf atau nggak mengecap bangku pendidikan. Sebagian besar malah lulusan universitas, tapi kelakuannya tetap saja nggak sekolah. Ini salah satu contohnya :
Satu hari, ditengah antrean tiket dari Singapura ke Jakarta saya bertemu dengan segerombol perempuan yang kalau dilihat dari penampilannya sih orang berada dan pastinya kenyang sekolah. Saat penimbangan koper, bagasi kelompok ini kelebihan berat hampir 30 kilogram. Menurut peraturan maskapai penerbangan, mereka harus membayar kelebihan berat ini. Saya nggak ingat tepatnya berapa dollar Singapura yang mereka harus bayar. Saya hanya ingat saat salah satu dari perempuan ini menghubungi suaminya yang selidik punya selidik salah satu pilot di maskapai tersebut. Saya nggak ngerti, kenapa kok istri pilot ini bisa sebegitu bodoh dan kenapa juga sang suami membiarkan kebodohan istrinya terungkap di publik. Btw, kalau memang harus bayar extra ya bayar dong. Siapa suruh belanja nggak pakai aturan.

Sialnya kejadian seperti ini sering banget terjadi di depan muka gw. Terakhir waktu gw ke Vietnam. Ada seorang ibu yang gayanya sih istri pejabat masuk dengan barang banyak banget. Kebetulan dia naik air asia. Tahu dong, kapasitas bagasi perorang di maskapai ini. Ngeliat bawaan si tante yang pakai boot selutut di suhu udara mendekati 38-40 derajat Celcius, penampilannya sangat mencolok. Apalagi ditambah coat selutut. (Maaf kalau nyinyir, tapi kostum winter SANGAT TIDAK COCOK digunakan di negara tropis. Walaupun ruangannya ber AC tapi tetep aja gerah kan ngeliatnya) Waktu penimbangan, seperti sudah saya bayangkan extra baggage. Dari hasil nguping, gw nyaris ngakak waktu tahu si ibu harus bayar 200 dollar AS. Ya iyalah, lha wong seluruh isi pasar Behn Than kayaknya dia borong kok. Tapi karena si tante ini kayaknya ogah rugi, untuk mengurangi jumlah uang yang harus dibayar, dibongkarlah koper-koper itu supaya sebagian bisa masuk ke kabin. Gila kan. Udah gitu, di ruang tunggu dia masih sempat mengoceh di depan dua cowok asal Bandung. "Kalau di luar negri, saya biasanya nggak perlu bayar kalau kelebihan berat begini. Kok di sini harus bayar sih?"

Ngedenger omongan tante ini, pengen banget deh gw ikut nimbrung ngobrol sambil nanya, " Di mana itu tan? Penerbangan apa? Semua penerbangan pasti mengharuskan penumpangnya untuk membayar kelebihan berat. Kalau kelebihannya paling banyak 3 kilo sih biasanya lolos. Tapi kalau kelebihannya sampai 50 kg mana bisa merem? Satu anak bisa kebawa kali. Lagian si ibu itu terbang pakai air asia. Please deh. Kalau nggak mau bayar bagasi, paketin aja tuh barang. Kali aja bisa lebih murah. Btw, pesawat jet yang dinaiki penyanyi Aaliyah jatuh karena overloaded bagasi. Please concederate that you are not flying solo. Nyawa orang lain on the line gara-gara sikap tidak peduli Anda.

Kelakuan uneducated lain yang bikin gw meradang adalah menyalakan ponsel di pesawat. Halloooooooo, kalau mau bunuh diri jangan ngajak-ngajak dong! Daripada nyalain hp di pesawat, mendingan loe terjun bebas aja deh. Siapa sih elo sampai hp harus tetap nyala? Presiden? konglomerat? Gw pernah satu pesawat dengan salah seorang konglomerat. Ponselnya sudah mati saat masuk menuju pesawat. Artinya ponsel itu dimatikan di ruang boarding. Dia konglomerat dengan bisnis multi miliaran. Dia aja matiin hp, masak baru jadi manager atau direktur udah petantang petenteng nggak matiin hp. Jabatan loe nggak ada artinya kalau kelakuan masih norak kayak gitu.

Kalaupun sebagian besar mematikan hp saat pesawat mau take off (ini artinya pramugari sudah menegur berkali-kali agar Anda segera mematikan hp), baru aja pesawat landing, hp langsung dinyalain. Helooooooo, hp baru boleh dinyalakan di dalam bandara. Bukan di dalam pesawat. Lagian pesawat belum berhenti. Artinya semua peralatan dan komputer pesawat masih menyala. Artinya sinyal hp masih bisa merusak trasmisi dan menyebabkan kecelakaan. Gw pernah marahin orang gara-gara ini. Gw juga sempat miris ngeliat seorang wartawan melakukan hal itu. Wartawan kan seharusnya mendidik dan mengedukasi pola pikir masyarakat agar lebih cerdas, tapi kok bisa-bisanya melakukan hal sebodoh itu. Apalagi waktu gw intip yang dia buka fb dan pesan dari bbm. It can wait dear. Tapi kalau you mati gara-gara kecelakaan, your life ends. No more facebook, twitter or bbm groups.

Jadi, kalau Anda merasa orang Indonesia yang berpendidikan, jangan langgar hal-hal urgen di atas. Taati dong peraturan yang ada.

Citarasa Gunung Kidul di Gudeg Yu Nap

Gudeg Yu Nap ini diambil dari singkatan nama Zaenab, juru masak sekaligus rekan bisnis dan kerabat Jeffri, sang pemilik. Gudeg yang dimasak Yu Nap merupakan perpaduan gaya Jogja-Solo. Menu ini dipelajari Yu Nap dari neneknya saat masih berusia 19 tahun. Wanita asal Wonosari, Gunung Kidul ini tidak hanya menghadirkan gudeg sebagai menu andalan di restonya ini. Beberapa menu khas Jawa Tengah seperti buntil, mangut ikan pari, brongkos serta lontong opor. Di tempat ini saya menemukan buntil yang terbungkus daun talas. It's like discover a treasure. Yeah..nggak bermaksud lebay sih,, tapi wajah saya benar-benar berseri-seri binti sumringah melihat menu ini karena jarang sekali ada yang menjual butil dari daun talas. Biasanya, buntil yang dijual di pasaran lebih banyak menggunakan daung singkong atau papaya. Senyum bertambah lebar saat menikmati buntil yang menghadirkan sedikit rasa pedas ini.

Sebagai menu utama, gudeg racikan Yu Nap ini pantas diacungi jempol. Proses pembuatannya pun ternyata tidak mudah. Sebelum disajikan, gudeg dibacem selama 3-4 hari sehingga rasanya mantap. Jangan lupa meminta ayam areh yang gurih sebagai pelangkap dan sepotong peyek kacang yang bikin jatuh hati. Menikmati gudeg sambil mendengarkan langgam Jawa yang terdengar sayup-sayup memang mantap. Bronkos yang disajikan Yu Nap berbeda dari yang biasanya dijual di warung di Jawa Tengah. Di sini tidak menggunakan kacang tolo, kulit melinjo dan santan. Bentuknya sedikit mengingatkan pada rawon Jawa Timur.

Jl. Trunojoyo No. 38

T : 022 93242257

Buka : 07.00-19.00

Harga : Rp. 15.000-Rp. 25.000