Tuesday, December 28, 2010

Indian Sweets Named Soan Papdi



Sejak 2001 saya mulai suka masakan India. Saya bisa menikmati nasi yang dicampur daal, ayam dengan kuah kari dari yogurt atau mentega yang mahteh, atau sayur-sayuran yang bentuknya nyaris kayak bubur itu. Bau rempah yang menyengat itu membuat saya malah makin lapar. Intinya, apa yang buat sebagian besar teman saya menjijikan justru terasa sangat yummy di mulut saya. Saya sempat merasa prihatin saat Pak Wijaya, rekan kerja saya di YDP nyaris muntah dan tidak bisa menelan makanan India yang saya pesan. Niat mulia saya sih menraktir, tapi apa daya pilihan menunya salah. Akhirnya cuma saya dan Pak Fauzan yang menghabiskan makanan itu. Lebih tepatnya lagi, saya yang menghabiskannya. Termasuk naan dan nasi biryani yang ukurannya cukup besar.

Sebagai pecinta makanan India, saya juga suka dengan minuman dan dessert khas India. Saya pecinta lassi. apalagi rasa mangga dan leci. Dua gelas atau tiga gelas mari, saya bisa meneguknya tanpa susah payah. Dessert India memang terkenal manis. Well, namanya dessert pasti rasanya memang manis. Tapi manis yang saya sebut di sini, artinya sangat sangat manis. Setiap kali makan Gulap Jamun, manisan India yang berbentuk bulat dan berwarna coklat itu, saya harus minum teh tawar atau air putih untuk menghilangkan rasa manisnya. Dessert India yang manis tapi tidak giung dan bikin gigi mau rontok ya Soan Papdi. Saya pertama makan Soan Papdi tahun 2002, oleh-oleh Ucun, kakak perempuan saya dari Singapura. Rasanya sedikit mirip gulali. Bentuknya juga begitu, dengan sedikit tambahan remahan kacang-kacangan di atasnya. Soan Papdi langsung meleleh begitu masuk ke dalam mulut. Saya jatuh cinta dengan dessert ini dan setiap kali ke Singapura, saya pasti mampir ke Mustafa Center dan membeli Soan Papdi. Satu bungkus bisa cukup untuk sebulan. Toh, tidak setiap habios makan saya cuci mulut dengan Soan Papdi. Supaya tidak rusak, saya masukan ke dalam lemari es. Dessert India ini juga sudah saya perkenalkan pada teman-teman dan sebagian dari mereka menyukainya. Saya senang, paling tidak, ada satu menu India yang menurut saya enak dan bisa diterima di lidah lokal teman-teman saya. So, I don't feel like an alien anymore. He he he. Have some of Soan Papdi, ladies.

Monday, December 20, 2010

Makan di Ikea Singapura



Ada alasan utama mengapa Ikea menjadi salah satu lokasi yang wajib dikunjungi saat jalan ke Singapura. Bukan semata-mata menghabiskan uang belanja perlengkapan rumah yang lucu-lucu dan bikin ngiler dan panik. Tapi karena makanannya. Makanan? Ya iyalah. I'm a food traveler gitu lho. Jelas alasan utamanya karena makanan. Di Ikea saya jatuh cinta dengan menu yang bikin meleleh liur hanya membayangkan. Di food court Ikea, ada Swedish Meatball yang terbuat dari daging babi. Bentuknya seperti bakso (ya iyalah namanya juga meatball ya cinnnn) dengan kentang dan saus gravy dan cranberry. Perpaduan antara gurihnya saus gravy dengan rasa asam-manis saus cranberry yang membuat menu ini sangat gokil. Satu porsi terdiri dari 10 buah meatballs. Porsinya cukup kecil buat ukuran penampungan saya. Tapi tidak apa-apa, karena saya harus memesan chicken wings yang nggak kalah mantap. Walaupun hanya pakai saus tabasco dan bukan blue cheese, tapi rasanya tetap mantappppp.

Tapi yang paling mantap adalah Daim Chocolate Cake-nya. I'm not a chocolate lover atau heavy sweet tooth girl. Tapi gw harus mengakui cake yang satu ini bikin saya tidak pernah bisa lupa. Gw jatuh cinta pada gigitan pertama. Rasanya sempurna. Manis tapi nggak terlalu legit. Ada rasa crunchy yang bikin ketagihan. Gw bener-bener jatuh hati pada menu yang satu ini. Love it..love it. Apalagi harga per potongnya nggak terlalu mahal. Nggak nyampe 20 ribu rupiah. Ohhhh yummmyyyy. Gw jarang muji dessert kalau nggak bener-bener bikin hati jadai meleleh dan membuat gw melupakan banyak hal dan hanya fokus pada rasanya dan takut menghabiskannya cepat-cepat.

Untungnya, di dekat kasir, makanan ini bisa dibeli karena ada yang sudah dibungkus dan didinginkan. Tapi ngebawanya sedikit rempong dan membutuhkan kesabaran. Karena harus dimasukkan ke dalam kulkas dulu dan nggak bisa ditumpuk karena bisa remuk. Harga sebungkus Chocolate Daim Cake ini sekitar 20 SGD atau sekitar 140 ribu rupiah. Dengan ukuran yang jauh lebih besar. Kalau nggak salah inget sih ada sepuluh potong.

Jadi, kalau ke Ikea, jangan sampai lupa makan dessert ini. And be dazzled.

Sunday, December 19, 2010

Mengeksklusifkan Makanan Kaki Lima? It's not an Easy Task Indeed




Pulang dari gereja, dalam keadaan kelaparan, saya dan Amy memutuskan untuk makan siang di sebuah restoran di dalam Alun-Alun, Grand Indonesia. Restoran yang nyaman dan tenang buat makan. Menunya juga makanan tradisional yang menurut Amy sih enak. Saya baru dua kali datang ke restoran ini dan waktu itu saya cuma tertarik buat icip-icip jajanan pasar yang ngampung banget. Dan waktu itu, jujur saya tidak terlalu puas dengan apa yang disodorkan. Rasanya nanggung. Serba kurang. Kurang manis, kurang empuk, atau kurang gurih. Nggak semantap jajanan pasar yang biasa saya makin di pasar. Pokoknya kesan pertama saya masih kurang bagus. Tapi untuk urusan makan saya cukup permisif. Artinya, kalau kesan pertama kurang baik, saya akan mencoba sekali lagi. Memastikan bahwa ada menu lain yang mungkin belum saya coba dan menu ini ternyata layak direkomendasikan.

Akhirnya, saya memutuskan untuk mencoba bajigur. What can go wrong with just a cup of bajigur kan?Minuman ini cukup sederhana. Asal campuran gula merah dan santannya pas, rasanya pasti mantap. Cukup jahe tapi tidak terlalu kuat. Minuman ini saya rasa cocok karena suasana mendung dan badan saya sedikit menggigil kedinginan. Sesapan pertama tidak terlalu memuaskan. Saya ulangi dengan sesapan kedua dan ketiga. I'm still not happy. Menurut selera saya, rasanya kurang mantap. Manisnya kurang. Komposisinya kurang pas. Santannya lebih mendominasi. Jadi kurang echo untuk ukuran saya. Tapi itu menurut saya. Amy memesan semangkuk mie Jawa dengan beef. Sementara saya masih berusaha memilih-milih menu yang ingin saya coba. Saya sedang tidak mood makan seporsi sop buntut atau Asam-Asam Iga atau Mie Goreng. Setelah membolak-balik menu, akhirnya saya memilih ketoprak. Sambil menunggu pesanan datang, saya mencicipi Mie Kuah Jawa pesanan Amy, menu yang sangat direkomendasikannya. Tampilannya sih menggoda iman. Apalagi melihat asap yang mengepul dari mangkok, membuat saya begitu bernapsu untuk mencoba. Satu suap, dua suap dan suap, saya hanya merasa manisnya kecap dan pedasnya potongan cabai rawit. Mie kuah khas Jawa terkenal dengan kuah yang gurih dan rasa yang mahteh. Ini yang tidak saya temui pada setiap suapan. Jujur saya kecewa dan saya tidak pernah menyembunyikan kekecewaan kala makanan yang saya cicipi tidak memenuhi standar. Apalagi kalau harus membayar dengan harga yang cukup tinggi. Melihat saya mengomel, Amy cuma bisa geleng-geleng kepala. "Buat gw sih mie Jawa ini udah enak. Loe terlalu sering nyoba makanan, jadi standar loe terlanjur ketinggian," komentar Amy. Saya langsung berpikir, mungkin juga apa yang Amy bilang itu ada benarnya. Saya sudah mencoba mie Jawa legendaris di Jogja dan Gunung Kidul dan Bantul. Di Bandung, saya sudah punya langganan Mie Jawa yang rasanya memang mantap.Masih dimasak pakai anglo dan menggunakan ayam kampung. Rasanya mahteh dan benar-benar memuaskan selera. Tidak plain seperti yang saya cicipi dari mangkuk Amy.

Saya jamin, mie Jawa ini dimasak dengan kompor gas atau bahkan listrik. Dan irisan daging sapinya sudah di stok. Sehingga rasa dagingnya juga sudah tidak juicy. Ibu saya bilang sih anyep alias dingin. Jadi hasilnya juga tidak istimewa. Maaf, tapi saya benar-benar kecewa dengan mie Jawa ini. Seharusnya mengangkat makanan kaki lima macam ini tidaklah terlalu sulit. Intinya, bahan-bahannya harus segar. Kaldunya juga harus segar. Apalagi dagingnya. Sehingga rasa kuahnya bisa gurih. Intinya, sesederhana apa pun menu itu, persiapan dan pemilihan bahan tetap tidak boleh sembarangan. Itu prinsip utama menurut saya. Kekecewaan saya tidak terhapus dengan kehadiran ketoprak. Saya mencoba menu ini dengan antusias. Sangat antusias malah, karena ini menu favorit saya. Tapi lagi-lagi saya kecewa. Saus kacangnya sih lumayan walaupuin kurang kental, tapi tahunya asam. Saya sadar, tahu Jakarta asam dan tidak seenak tahu Bandung. Tapi saya juga tidak mengharapkan akan mencicipi tahu yang kualitas seperti ini di sebuah restoran yang cukup eksklusif macam ini. Tahunya bisa dong diganti dengan tahu Cina yang enak. Harganya juga tidak terlalu mahal. Atau pesan tahu yang enak. Akhirnya saya hanya memakan seperempatnya saja. Saya tidak bisa meneruskan karena saya sangat kecewa.

Pengalaman ini mengingatkan saya saat makan bersama bos di sebuah restoran berinterior luar biasa yang juga berada di Grand Indonesia. Saat itu saya memesan Mac and Cheese, sementara beliau memesan Sop Kambing. Saya memang bukan pecinta sop kambing, tapi paling tidak saya sudah mencicipi warung sop kambing paling populer di kota ini dan beberapa kota lain. Jadi begitu wajah si bos kelihatannya tidak happy, saya punya firasat, rasanya tidak sesuai dengan harganya. Maklum, si bos kebalikan dari saya. Beliau pecinta sop kambing. Bos mendorong mangkuknya kearah saya dan memaksa saya mencicipi pilihannya. Saya menyengir asam saat mencoba sop kambing yang menurut si pelayan, is one of the best menu di restoran yang punya banyak cabang di mancanegara itu.

Berdasarkan pengalaman-pengalaman di atas, saya sadar, mengeksklusifkan makanan kaki lima itu ternyata tidaklah mudah. It's not an easy task. Orang sering bilang, debunya yang bikin enak, atau keringat yang mengucur saat makan di tempat yang panas dan sumpek itu yang membuat makanan itu jadi terasa enak. Well, mungkin semua pernyataan itu ada benarnya.

Wednesday, December 8, 2010

Little Heaven at Saonam

Lokasinya tidak jauh dari Bukit Bintang. Siang hari, ketika melewati resto ini, kesannya biasa saja. Dua kali lewat, dua kali juga mata tidak tertarik untuk berhenti dan mampir. Tapi suasana yang berbeda terasa di malam hari. Teras resto terlihat romantis dengan penerangan yang minim. Pendaran cahaya seperti mengundang untuk datang. Nyaris saja panggilan itu diabaikan. Perut sudah terasa sangat kenyang dan rasanya sudah tidak ada ruang yang kosong untuk mencoba makanan di sini. Baru sepuluh menit lalu perut ini diisi dengan makanan khas Peranakan yang disajikan di restoran yang berjarak tak sampai 50 meter dari restoran Vietnam ini. Satu piring penuh nasi sudah dihabiskan. Ditambah lauk pauk yang sudah membuat langkah jadi berat. Tapi pesona Saonam terasa begitu kuat memanggil. Biasanya kalau rasa penasaran yang menggerogoti begitu besar, ada sesuatu yang istimewa di sini.

Melangkah melewati patio mungil ada sedikit rasa minder. Tidak ada satu pun tamu Asia di sini. Semuanya ekspatriat. Walau dandanan mereka tidak glamour, tetap saja lebih decent dari kami yang sudah seharian keliling kota. Muka lecek dan berminyak, rambut lepek dan baju kusut. Tapi sehancur apa pun penampilan kami, pelayan menyapa kami dengan ramah. Begitu juga sang pemilik resto yang duduk di salah satu meja sambil menyesap red wine. Suasana Paris kuno terasa saat kami masuk ke bagian dalam restoran yang dilengkapi AC. Inilah noraknya orang Asia. Lebih memilih dekat AC ketimbang di ruangan al fresco. Masih dalam keadaan kekenyangan, lembaran demi lembaran menu dilewati tanpa minat. Makanan bergambar indah itu tidak lagi mengundang selera, sampai akhirnya salah seorang pelayan bersuara. “Mbak orang Indonesia ya? Saya juga. Saya dari Jogja,” ungkap gadis berkucir kuda itu dengan wajah ceria. Kami spontan menganggung. Jawaban ini membuat senyumnya makin lebar. Dan mendadak kami dikelilingi pelayan lain yang ternyata semuanya orang Indonesia.


Melihat kami sedikit kehilangan minat, gadis berkucir kuda ini menawarkan bantuannya. “Kalau Mbak masih kenyang, mending coba Mangosteen Salad. Ini menu andalan kami. Mbak harus coba. Semua tamu kami suka,” ucapnya bersemangat. Tak ingin mengecewakan dan tertular antusiasnya, kami pun mencoba Mangosteen Salad. Tampilannya cantik. Buah manggis tertutup kacang dan udang rebus berwarna merah cantik. Plus ada kerupuk udangnya. Makan saladnya harus sama kerupuk biar kerasa enaknya. Rasanya sangat Vietnam sekali. Asam, manis dan gurih. Tapi jujur, saat mulai mencicipi salad ini, perut yang tadinya begah kekenyangan mendadak ringan. Makanan enak tetap saja enak, tidak peduli sekenyang apa pun perut kami. Sepiring Magosteen Salad itu pun ludes sampai tidak ada yang tersisa. Menu wajib dipesan kalau mampir ke Saonam. Makanan khas Vietnam di sini juga tidak kalah enak. Berbagai jenis Pho-nya begitu original. Kokinya pun diimpor langsung dari Ho Chi Minh City. Bahan dasar dan bumbu masih diimpor dari Vietnam untuk menjaga orisinalitas rasa makananya. Begitu yang diceritakan sang pemilik yang merupakan salah seorang petinggi di perusahaan periklanan di Kuala Lumpur.


25 Tengkat Tong Shin, Kuala Lumpur

T : (03) 21441225

Jam Operasional : 11.00-14.00, 17.00-23.00

Harga : 20-50 RM

Mengecap Rasa Tradisional Thai di Baan Khun Mae

Saya sering bermimpi memiliki restoran yang menyediakan makanan tradisional Indonesia yang sudah jarang muncul dan nyaris tidak familiar di telinga generasi seangkatan saya. Sebuah restoran dengan suasana hangat khas Indonesia dengan harga yang terjangkau. Gambaran ini seolah terejawantahkan saat saya makan di Baan Khun Mae. Di sini saya menikmati makanan tradisional dan dessert khas Thailand yang membuat mata dan lidah tergoda. Rasa masakannya seperti masakah rumahan yang berbumbu kuat dan enak. Tampilannya pun tidak terlalu menghebohkan sehingga membuat fokus terarah pada dekorasi dan bukan lagi pada citarasa makanan yang disajikan.


Berdasarkan pengalaman, dengan kapasitas perut yang terbatas dan napsu makan yang besar, menu yang paling cocok adalah Set Menu. Menu-menu andalan pasti masuk dalam set menu. Jadi tidak perlu memesan per porsi dan untuk kantong jadi lebih bersahabat, walaupun harga makanan di sini tergolong terjangkau dibandingkan tempat makan sejenis yang bisa membuat Anda menghabiskan uang ribuan bhatt untuk sekali makan. Dalam set menu ini ada menu tradisional Thailand yang sudah sangat populer seperti Ayam Pandan, Chicken Cashew Nut, Sayuran, Green Curry, Beef Salad dan Spring Roll. Sebagai penutup, masih disediakan buah-buahan dan dessert khas Thailand yang berisi kacang hijau. Yummy. Ayam Pandan, Chicken Cashew Nut dan Green Curry benar-benar sesuai dengan harapan. Bumbunya pas dan meresap sampai ke dalam dagingnya. Wangi daun pandan membuat potongan ayam terasa lebioh enak. Sementara Chicken Cashew Nut-nya juara. Proses memasak yang sempurna membuat kacang mede tetap renyah sementara ayamnya empuk. Sementara Beef Saladnya mengingatkan pada isian roti baquette yang biasa saya pesan sebagai sarapan di Ho Chi Minh City. Satu set menu ini cukup banget untuk dua orang.


458/6-9 Siam Square Soi 8

Rama 1 Road, Patunwan District

T : +0225019523, 026584112

Jam Operasional : 10.30-22.00

Harga : 200-500 bhatt

The Best Hainanese Rice in Singapore

Tahun lalu dengan bangga saya menobatkan rumah makan Nasi Hainan di jalan BeenColen sebagai tempat yang menyajikan nasi Hainan terenak di Singapura. Tapi itu dulu, sebelum saya menemukan kedai nasi Hainan Tian Tian di Maxwell Hawker Centre. Sekarang hati saya terbelah karena cinta saya harus terbagi dengan tempat makan yang satu ini. Ternyata bukan saya saja yang jatuh hati pada kedai ini. Anthony Bourdain, chef asal Perancis yang populer lewat tayangan No Reservation ini juga kepincut kelezatannya. Seperti menyadari popularitas Bourdain, sang pemilik memasang poster Bourdain yang tengah mengacungkan jempolnya di dinding luar kedai.

Saya membayangkan, mungkinkah poster bergambar wajah saya menyeringai sambil mengacungkan jempol bakal dipasang sang pemilik di samping poster milik Bourdain? Saat datang ke kedai ini, saya sudah harus menghadapi antrean pembeli yang cukup ramai. Di banding kedai lain, hanya kedai ini yang ramai pengunjung. Semakin menambah tinggi rasa penasaran. Setelah memasukkan buliran nasi ke dalam mulut dan mengunyahnya, terbuktilah pujian yang dikatakan Bourdain dan beberapa teman. Nasi Hainannya pulen. Tanpa tambahan apa pun, tidak sulit menghabiskan nasinya. Ayam Hainan-nya gurih dan juicy. Bumbunya melekat kuat pada ayam. Buat yang sangat peduli kesehatan, bisa meminta ayam tanpa kulit. Hari apa pun Anda berkunjung, siapkan diri menghadapi antrean yang panjang. Tapi jangan takut, usaha Anda tidak akan sia-sia. This is one of the best Hainanese Chicken Rice indeed.


Maxwell Food Court Stall No.10

Maxwell Road, Singapore

Open : 11.00-20.00, closed on Monday

Price : 3,30 SGD

Lebih Langsing dan Sehat dengan Raw Food Diet

Diet makanan mentah atau raw food diet sekarang ini sedang banyak diperbincangkan di Amerika. Sejumlah bintang Hollywood seperti Mel Gibson, Uma Thurman, Demi Moore, Catherine Zeta Jones, Woody Harrelson dan James Brolin mengikuti pola diet makanan mentah. Sebenarnya model diet ini sudah ada sejak tahun 1900-an. Ann Wigmore dan Herbert Shelton mengungkapkan diet makanan mentah, terutama buah dan sayuran ideal bagi manusia. Artturi Virtanen, pemenang nobel perdamaian di bidang kimia ini menambahkan bahwa enzim pada makanan mentah masuk ke dalam tubuh saat sayuran dikunyah. Para pendukung diet makanan mentah percaya enzim dari makanan yang dikonsumsi tanpa melalui proses pengolahan bisa sampai ke dalam perut secara utuh.

Raw food diet yang diperkenalkan di Indonesia sejak beberapa waktu lalu diterapkan dengan gaya lebih permisif. Makanan yang dikonsumsi tidak 100% mentah, melainkan hanya 75% saja yang mentah. Selebihnya dimasak, tapi dengan catatan tidak melalui proses masak di atas suhu 48 derajat Celcius. Tentu saja gaya diet seperti ini disesuaikan dengan lidah orang Indonesia yang sudah terbiasa mengonsumsi makanan dengan makanan dengan bumbu rempah yang kaya dan tambahan santan yang dimasak dalam kurun waktu tertentu. Raw food diet dipercaya tak hanya mengikis jumlah kilogram dari tubuh tapi juga membuat awet muda dan kulit tubuh tampak lebih bersih dan cantik. Menjalankan pola makan serba mentah ini juga bisa menyembuhkan berbagai jenis penyakit, seperti diabetes, migrain, keluhan nyeri punggung dan leher, asma, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan juga kanker.

Menurut Alissa Cohen, salah seorang praktisi raw food diet, makanan mentah yang dimaksud terdiri dari buah-buahan, sayuran, biji-bijian, susu segar, daging dan ikan segar, padi-padian dan kecambah. Jika Anda ingin menjalankan pola makan serba mentah tapi masih tetap menyantap daging atau ikan, masih diizinkan. Selama Anda tidak menyantap makanan olahan yang dimasukkan ke dalam kaleng atau botol. Selama daging atau ikan dikonsumsi dalam keadaan segar, tidak akan berbahaya bagi tubuh. “Ikan dan daging masih bisa dimakan secara mentah. Tinggal ditambahkan dengan saus atau kecap asin dan dimakan seperti sashimi tidak akan berbahaya. Kecuali untuk unggas dan daging babi tidak boleh dimakan dalam keadaan mentah. Harus dimasak sampai matang,” ungkap Toar Christopher, seorang chef yang biasa menyajikan menu sashimi. Sama dengan makanan, minuman yang dikonsumsi pun tidak boleh dimasak. Sebaiknya air dimasukkan terlebih dahulu ke dalam mesin purifier sebelum dikonsumsi. Mesin purifier dapat ditemukan di supermarket atau toko peralatan rumah tangga. Proses purifikasi dipercaya bisa menghilangkan warna, bau dan rasa serta mematikan zat kaporit, klorin, insektisida, deterjen dan karsinogenik yang dipercaya dapat menyebabkan kanker.

Bagi Anda yang tertarik untuk mencoba pola makan seperti ini, beberapa hari pertama tubuh akan terasa mengigil, mual dan pusing. Hal ini terjadi karena tubuh Anda sedang mengalami proses pembersihan atau detoksifikasi. Racun dalam tubuh yang masuk melalui makanan tidak sehat dikeluarkan secara perlahan sehingga menyebabkan rasa tidak nyaman. Jangan berhenti. Dalam beberapa hari tubuh akan mulai menyesuaikan diri dengan kondisi yang baru dan keluhan yang semula menyerang perlahan hilang.

Jika Anda setia menjalankan pola makan serba mentah ini, dalam beberapa bulan tubuh akan terasa lebih fit, kulit wajah dan tubuh lebih halus, bersih dan bersinar. Wajah terlihat jauh lebih muda. “Dua minggu menjalankan pola makan mentahan, saya merasakan perubahan luar biasa. Semangat saya meningkat dan tubuh terasa segar. Kulit punggung saya yang biasanya berjerawat menjadi bersih dan halus. Tidak ada lagi bau mulut yang mengganggu. Rambut saya tidak berminyak. Saya merasa lebih sehat dan cantik. Self esteem saya terpompa,” ucap Elen, Executive Secretary yang tengah berusaha setia menjalani pola makan serba mentah.

Mulanya Elen kebingungan mengatur menu makan agar tidak bosan. “Awalnya sulit sekali mencari makanan yang mentah dan mengatur menu apa yang akan dimakan tiap harinya. Tapi setelah menjalankannya selama sebulan, saya mulai menemukan kuncinya,” papar perempuan bertubuh jangkung ini. Setiap pagi, sebelum memulai aktivitas, Elen meneguk 4 gelas air putih. Menjelang berangkat kantor, ia mengonsumsi segelas besar jus buah yang terdiri dari dua buah apel, satu buah belimbing dan sedikit air lemon. “Jus cukup membuat perut saya penuh. Jika lapar, saya makan satu buah apel atau pepaya jam 10 pagi. Makan siang biasanya salad dengan irisan salmon atau kacang-kacangan. Sore hari saya minum jus segar lagi atau makan pisang 2 buah. Malam saya makan sushi atau sashimi. Bisa juga ngemil kacang-kacangan,” paparnya.

Untuk membantu Anda memulai pola makan mentah, berikut ini kami berikan beberapa menu yang bisa digunakan sebagai awalan. Seperti yang dikatakan Alissa Colen, ada banyak resep yang bisa diciptakan untuk membantu Anda menghasilkan makanan mentah dengan citarasa yang tidak berbeda dengan masakan matang.

Jus Sehat

Bahan :

2 buah beet

1 buah wortel

1 buah apel

1 buah jeruk nipis atau lemon

Cara Membuat :

Cuci dan bersihkan beet, wortel dan apel. Potong dengan ukuran lebih kecil dan masukkan ke mesin juicer. Masukan jus ke dalam gelas dan tambahkan perasan jeruk lemon. Aduk sampai rata dan sajikan.

Puding Mangga

Bahan:

2 buah mangga

¼ butir lemon

1 butir kelapa muda, diparut tipis

Cara Membuat :

Kupas mangga dan pisahkan dari bijinya. Blender mangga ditambah dengan perasan ¼ butir lemon. Biarkan hingga lembut dan taburi dengan parutan kelapa muda di atasnya.

Kari Thailand

Bahan :

1 buah paprika

¼ buah kembang kol, diparut

¼ buah brokoli, diparut

¼ ubi, potong dadu

1 mangkuk kecil kol

1 buah wortel, parut

1 genggam kismis rendam

Saus

2 sendok makan santan

¼ mangkuk kecil susu rami

jus akar parsnip secukupnya

2 sendok makan perasan lemon

1 sendok makan perasan jahe

1 sendok makan lemon grass

3 lembar daun ketumbar

2 buah cabai merah, iris tipis

1 buah bit, potong dadu

Cara Membuat :

Campurkan semua bahan-bahan ke dalam mangkuk besar dan aduk sampai merata. Blender bahan saus dan tuangkan ke dalam mangkuk. Kari a la raw food sudah siap disajikan.

Lontong Kari Kebon Karet

Kalau hanya berbekal alamat, tanpa mengetahui daerahnya, kemungkinan Anda akan mengalami kesulitan menemukan warung yang beroperasi sejak 1966 ini. Warung ini berada di dalam gang kecil, tidak jauh dari kediaman gubernur. Anda yang sudah familiar dengan toko Kartika Sari yang berada di Kebon Jukut, tinggal meneruskan perjalanan sekitar 100 meter. Tepat di depan hotel Guntur hentikan mobil, menyebrang dan masuk ke gang Kebon Karet. Masuk sekitar 50 meter, Anda akan menemukan warung ini di bagian kiri dan kanan. Mau lebih nyaman, pilih yang disebelah kanan. Ada bangku dan meja yang bisa menampung sekitar 30 orang. Warung milik H. Engkos ini terkenal dengan menu Lontong Kari. Menu lain seperti nasi goreng, siomay kuah dan mie bakso juga tersedia. Tapi tidak afdol kalau tidak menjajal lontong kari yang legendaris ini.

Kuah lontong kari tidak terlalu kental tapi rasanya mantap. Sedikit manis tapi justru itu yang bikin nagih. Potongan daging sapi dan lontong empuk serta emping disantap dengan tambahan sambal, dijamin langsung membuat terpikat. Sebagai pencuci mulut, Anda wajib mencoba Es Campur. Di sini, es campur disajikan dengan tambahan susu coklat. Menemani pacar Cina, alpukat, kelapa muda dan cincau. Tidak terlalu manis dan cocok mencuci mulut setelah menikmati semangkuk lontong kari.

Jl.Otista Belakang No.11,Gg. Kebon Karet, seberang Hotel Guntur

T : 022 4224967

Buka : 07.00-21.00

Harga : Rp.7.000-Rp.11.000

Combro Ma Iying

Penjual aneka jenis gorengan banyak sekali ditemukan di Bandung. Nyaris di setiap sudut kota ada saja penjual yang menyajikan berbagai jenis gorengan seperti tahu, bala-bala, combro, pisang dan lainnya. Menu sama juga dihadirkan di gerobak gorengan Ma’ Iying, yang berada di samping hotel Lodaya. Bedanya, sepotong spanduk berukuran sedang dikaitkan di antara pepehononan, sehingga pejalan kaki atau pengendara motor dan mobil dari arah lapangan Lodaya bisa melihat dengan jelas. Spanduk ini bukan sekedar gimmick dagangan, tapi gorengan di sini, terutama combronya sudah melegenda.

Combro hasil racikan Ma Iying terkenal lezat. Adonan singkong tidak terlalu kering dan isiannya pas manis dan pedasnya. Menyantap dua potong rasanya masih kurang. Warung gorengan yang kini dikelola putra Ma Iying ini sudah berdiri sejak 1961 dan sampai saat ini selalu ramai. Baru buka saja sudah banyak pembeli yang antre. Gorengan bakwan yang masih berada di dalam wajan pun sudah ada yang memesan. “Begitu diangkat langsung habis. Biasanya seperti itu,” ungkap salah seorang pegawai.

Jl. Lodaya, samping Hotel Lodaya

T : 022 92941306

Buka : 16.00-21.00

Harga : Rp.600/buah

Nongkrong di Giggle Box

Resto bergaya vintage feminine yang berada di jalan Progo ini menawarkan pengalaman makan yang romantis dan homy. Sore hari menjadi saat yang paling pas menyambangi resto yang menyediakan makanan western ini. Kursi yang berada di pojokan ruangan pas bagi pasangan kekasih yang ingin menikmati kebersamaan. Sementara tempat duduk di bagian tengah cocok bagi yang datang dengan teman dan bestiest. Menu khas Inggris, Fish and Chips bisa jadi pilihan bersantap. Kesegaran ikan berbalut tepung panir ini langsung membuat jatuh hati. Ditambah potongan kentang goreng dan saus tartar. Renyah dan gurih.

Menu lain yang tidak kalah pamor, Lambschop. Daging yang digunakan diimpor dari Australia. Anda tidak perlu bergelut untuk memutuskan serat daging dan menikmati menu ini. Tapi jika Anda lebih suka makanan berat berbahan dasar nasi, tidak ada salahnya mencoba Shirley Temple Fried Rice. Nasi goreng dengan tambahan cornet dan parutan keju. Selain makanan berat, Anda bisa kongkow sambil menikmati finger foods seperti Risoles, French Fries and Sausage, Chicken Vietnam Roll Fries dan Banana Fingers. “Kadang kami datang bukan untuk makan, tapi menikmati kenyamanan sambil makan makanan ringan. Cukup mengenyangkan juga,” ungkap Santi, salah seorang pelanggan Giggle Box. Sebagai penyegar mulut ada Green Tea Frappucino dan Ice Thai Tea.

Giggle Box

Jl. Progo No.33a

T: 022 7277346

Buka : 07.00-24.00

Harga : Rp.9.000-Rp.40.000

Belanja Bulanan yang Efektif

Pernahkah Anda dibuat tidak enak hati saat melihat ibu menawar dengan gigih di pasar tradisional? Padahal selisih harga yang diributkan tidak lebih dari lima ratus atau seribu rupiah saja. Beda lima ratus saja kok diributkan? Sebagian besar perempuan pernah mengalami hal seperti ini. Tapi yang tidak Anda sadari, jika item yang Anda beli cukup banyak, beda lima ratus atau seribu rupiah jika dikumpulkan bisa terasa signifikan. Terutama jika Anda berbelanja di supermarket serba ada. Jangan biarkan uang Anda terbuang percuma. Jadilah smart shopper dan ikuti tip belanja bulanan ini. Siapa tahu, dari selisih belanja, Anda bisa mengajak keluarga liburan bersama di Bali atau Singapura.

  1. Sarapan

Apa hubungannya belanja dengan sarapan? Mungkin hal itu yang terbersit di pikiran saat Anda membaca tip pertama ini. Sarapan kesannya sih sederhana. Tapi jika Anda mengacuhkannya, akibatnya akan terasa pada budget belanja. Perut yang kosong membuat Anda rapuh dan mudah tergoda. Terutama saat melewati lorong yang menawarkan kue dan makanan siap saji. Harum roti yang baru keluar dari panggangan atau sosis grilled dijamin merusak daftar belanjaan Anda. Bukannya membeli barang yang penting, Anda malah sibuk jajan dan membeli makanan yang sebenarnya tidak Anda butuhkan. Budget belanja Anda bisa membengkak

  1. Lokasi dan Kelengkapan Supermarket

Pilih lokasi supermarket yang tidak jauh dari rumah atau kantor. Anda tidak perlu membuang watu dan bensin untuk bisa mencapai lokasi. Perhatikan juga kelengkapan supermarket tempat Anda belanja. Pastikan semua yang Anda butuhkan bisa didapatkan di sana. Jika tidak, Anda harus mencari barang kebutuhan bulanan di tempat lain. Ongkos yang dikeluarkan jadi berlipat dan tidak efisien.

  1. Daftar Belanjaan

Biasakan membuat daftar belanjaan. Minta pembantu memeriksa bahan baku yang sudah habis dan barang-barang apa saja yang Anda butuhkan. Jangan berbelanja mengandalkan ingatan. Percayalah, ada satu atau dua item yang akan terlupa dan Anda terpaksa harus kembali lagi untuk membeli kekurangannya. Daftar belanjaan juga membantu Anda disiplin dalam mengambil barang yang akan dimasukkan ke dalam kereta belanjaan.

  1. Perbandingan Harga

Setiap supermarket memiliki kebijakan berbeda dalam menetapkan harga jual sebuah barang. Barang yang sama di toko A dan B bisa berbeda dan kadang kala selisihnya cukup signifikan. Jangan malu untuk melakukan perbandingan harga antara toko A dan toko B. Pilih toko yang menawarkan harga lebih murah.

  1. Diskon Belanja

Jumlah supermarket di Indonesia, terutama di Jakarta sudah tidak terhitung jumlahnya. Hampir di setiap kawasan berdiri supermarket lengkap dengan bangunan megah. Persaingan antar pengelola supermarket sebenarnya menguntungkan bagi konsumen. Terutama saat mereka bersaing menawarkan harga murah. Perhatikan saat supermarket mengeluarkan diskon atau harga istimewa. Gunakan kesempatan ini untuk menekan biaya belanja. Tidak perlu fanatik pada supermarket tertentu.

  1. Jangan Terpaku Pada Merek

Brandminded sih boleh saja. Tapi untuk beberapa keperluan toiletress tidak perlu fanatik terhadap merek tertentu. Terutama jika merek yang Anda gilai menempelkan harga yang tinggi pada produk mereka. Sekarang ini, supermarket biasanya menjual beberapa barang dengan merek mereka sendiri dengan harga murah. Secara kualitas nyaris tidak berbeda dengan barang sejenis dengan merek yang sudah established. Perbedaan mencolok terlihat dari harga jual. Kadang untuk satu produk bisa selisih 1000-2000 rupiah. Bayangkan jika Anda bisa menghemat 20-50 ribu rupiah sekali belanja, dalam setahun Anda bisa menghemat 240-600 ribu rupiah. Jumlah yang cukup signifikan bukan?

  1. Budget Belanja

Tidak semua orang bisa belanja gila-gilaan seperti Elton John. Anda dituntut untuk pintar mengelola keuangan, apalagi dalam kondisi ekonomi seperti sekarang ini. Tentukan budget belanja bulanan dan berusahalah setia pada angka yang sudah Anda tetapkan. Sesekali boleh memanjakan diri dengan membeli barang baru yang ditawarkan di supermarket. Tapi sekali lagi, tentukan budget-nya. Sampai angka berapa Anda bisa memanjakan diri dan menjadi impulsif.

  1. Perhatikan Label

Konsumen yang pintar tidak mudah tergoda iklan. Sebelum memutuskan membeli barang, baca dulu label yang tertera pada kemasan. Produsen mencantumkan komposisi bahan yang mereka gunakan pada kemasan. Pastikan, komposisi yang tertulis sesuai dengan iklan yang mereka gembar-gemborkan dan sesuai dengan kebutuhan Anda. Jika komposisinya sama dengan barang yang sudah Anda miliki, buat apa menghamburkan uang untuk membeli barang dengan komposisi yang sama bukan?

  1. Waspada Dengan Tawaran Manis

Sudah menjadi pemandangan umum saat Anda berbelanja, sales promotion dari produk tertentu menghampiri dan merayu Anda untuk membeli produknya. Jika Anda tidak membutuhkan produk yang ditawarkan, jangan sekali-kali menanggapi rayuan mereka. Cukup tersenyum dan menggeleng dengan sopan dan berlalu. Jika Anda berhenti dan membiarkan mereka menjelaskan produk, besar kemungkinan Anda akan merasa tidak enak dan berakhir dengan membeli produk tersebut, meskipun sebenarnya Anda tidak membutuhkannya.

  1. Perhatikan Scanner dan Struk Pembayaran

People makes mistake. Untuk menghindari kesalahan yang terjadi saat penghitungan belanja, sebaiknya Anda memperhatikan layar scanner. Pastikan tidak terjadi penghitungan ulang untuk produk yang sama. Sebelum meninggalkan kasir, cek ulang barang yang dibeli dengan struk pembayaran. Apakah harga dan jumlahnya sesuai. Jika Anda tidak bisa mengandalkan orang lain untuk teliti, pastikan Anda lah yang menjadi konsumen yang teliti.

Citarasa Arab di Pekalongan

Saat bertandang ke Pekalongan, jangan lupa mampir ke Kampung Arab. Di sana Anda akan menemukan RM.Puas. Dari luar sudah terlihat kesibukan. “Banyak yang memesan nasi bungkus untuk pengajian atau acara keluarga,” ungkap salah satu pegawai yang sibuk hilir mudik. Ruangan makan luas dan bisa menampung 100 pengunjung. Papan berisi menu dipajang di dinding. Anda tidak perlu pusing bertanya dan menyusuri daftar menu. Karena berada di wilayah Kampung Arab, menu yang disajikan pun berbau Timur Tengah. Ada Nasi Kebuli, Nasi Tomat dan Daging Bakar Maroko dll. Dengan rasa penasaran, kami memesan Nasi Kebuli.


Sepiring Nasi Kebuli hadir dengan harum yang begitu menggoda dan menerbitkan air liur. Bumbu khas Timur Tengah terasa kuat tapi tidak pekat untuk lidah lokal. Puas dengan Nasi Kebuli, kami mencicipi Nasi Tomat. Menu yang satu ini lagi-lagi membuat lidah terpesona kenikmatannya. Menu ini dilengkapi acar nanas. Makin lahaplah acara makan. So, jangan sampai Anda mengunjungi Pekalongan tanpa mampir ke RM. Puas. Dijamin Anda puas melahap menu andalannya.

Jl. Surabaya No. 32

Buka : 08.00-22.00

Harga : Rp.12.000-Rp.14.000

Makan Bandeng Langsung dari Penangkaran

Lokasi rumah makan ini berada di kompleks Puri Anjasmoro -PRPP, Semarang. Tidak begitu jauh dari pintu masuk kompleks, Anda sudah bisa melihat papan nama restoran yang terbuat dari kayu. Masuk ke dalamnya, Anda serasa berada di pantai. Hembusan angin bertiup kencang. Restoran dibangun di atas air. Di bagian bawah dimanfaatkan untuk budidaya ikan bandeng. Bagi Anda yang membawa anak, ada tempat bermain di samping restoran. Menu andalan di sini tentu saja seafood dan ikan bandeng. Ikan bandeng digoreng kering dan disantap dengan sambal cocolan yang pedas. Daging luar kering sementara bagian dalam juicy. Tanpa tambahan nasi, Anda bisa menikmati ikan goreng ini tanpa masalah.

Selain Ikan Bandeng Goreng,saya suka banget dengan Udang Saus Mayonaise. Udang goreng dengan balutan saus mayonaise ini membuat kamitidak bisa berhenti melahapnya. Untuk menyegarkan tubuh dan melawan angin yang berhembus keras, kami merekomendasikan Tom Yam Seafood. Perpaduan rasa asam dan pedas membuat mata langsung melek. Kuah sup yang panas langsung menyegarkan tubuh. “Makanan di sini enak dan bumbunya tidak berlebihan. Harganya juga tidak terlalu mahal. Kami juga dapat pemandangan yang berbeda. Di malam hari kesannya jadi romantis,” ungkap Nugraha, salah seorang pelanggan rumah makan ini.

Kompleks Puri Anjasmoro-PRPP

T : 024 7617289

Buka : 10.00-22.00

Harga : Rp. 10.000-Rp.60.000

Soto Enak, Ampela-nya Apalagi

Meja dan bangku kayu panjang berjejer bersayap. Di atas meja ada toples plastik berisi kerupuk. Piring kecil berisi ati ampela, tempe serta sate telur puyuh memenuhi bagian tengah rumah makan. Menu yang disajikan hanya satu, Soto Ayam. Orang Semarang mengenal rumah makan ini dengan nama Soto Selan, diambil dari daerah asal sang pemilik, Ny. Ginartini yang berasal dari daerah Selan. Soto yang disajikan tidak beda dengan soto Kudus atau Soto Kadipiro di Yogyakarta. Kuahnya bening dengan soun, tauge, dan ayam. Mau lebih ramai tinggal tambah lauk lain yang sudah tersedia di atas meja. Di sini, Anda bisa menikmati saren goreng. Saren terbuat dari darah ayam yang dikukus kemudian digoreng. “Sekarang ini susah mencari restoran atau rumah makan yang menyediakan saren goreng,” ungkap Budi, salah satu pelanggan Soto Selan.

Kalau Budi terpesona dengan saren gorengnya, maka saya jatuh hati pada ampela goreng. Apa sih bedanya? Ampela goreng terasa empuk. Tidak alot atau keras saat digigit. Beberapa kali kunyahan saja langsung meluncur lembut ke dalam perut. Selain ampela, lauk tambahan yang digemari, sate telur puyuh. Makin mantaplah rasa soto yang disajikan di dalam mangkuk keramik Cina berukuran mungil ini. Satu mangkuk rasanya tidak akan cukup. Siap nambah?

Jl. Depok No. 36D

Semarang

T : 024 3520842

Buka : 06.30-14.30

Harga : Rp. 6.000

Gulai Kambing Jawa gaya Timur Tengah

Selain terkenal sebagai sentra batik pesisir, Pekalongan juga ternyata tempat yang cocok disinggahi untuk mencicipi berbagai jenis kuliner jempolan. Saya sangat penasaran saat diantar seorang sahabat menuju warung Gulai Kambing Pak Sholeh yang berada di sebuah gang. “Lihat lampu yang menyala diujung gang. Kalau merah berarti makanan sudah habis. Tapi kalau hijau, berarti masih ada,” ungkap sahabat saya ini. Harus diakui, ini jurus jitu membantu pelanggan. Sampai di warung, kening sempat berkerut. Warung ini sangat sederhana. “Jangan lihat warungnya. Coba dulu masakannya. Pasti ketagihan,” tambahnya meyakinkan.

Gulai kambing buatan Pak Sholeh ini tergolong unik. Kuah gulai terbuat dari kacang hijau. Makannya pun tidak dengan nasi tapi dadaran tepung menyerupai roti Maryam. Serasa menyantap makanan Timur Tengah. Tidak heran jika almarhum WS Rendra semasa hidupnya kerap mampir. Rasa kuah gulai dengan mudah membuat kami jatuh hati. Potongan kaki kambing tidak alot dan dengan mudah terlepas dari tulangnya. Hao chi senjingbing.

Gg 9 Kapryak Lor

Buka : 17.00-21.00

Harga : Rp. 15.000

Makan Gudeg Ceker di Tengah Malam

Di saat sebagian besar warga Solo sudah terlelap, warung tenda yang menyajikan nasi dan bubur gudeg dengan ceker ini baru menggelar dagangannya. “Saya biasanya masak di siang hari. Pulang jualan langsung belanja ke pasar. Setelah itu leyeh-leyeh nonton sinetron. Tidur jam sembilan malam dan bangun pas mau jualan,” ungkap Bu Kasno yang sudah berjualan gudeg sejak 1970-an ini. Meski tiap malam begadang, wajah bu Kusno tidak tampak lelah ataupun kuyu. Sambil meladeni pelanggan, sesekali wanita berusia 60 tahunan ini mengajak ngobrol pelanggan. “Ada pelanggan yang sejarah keluarganya saya tahu. Cucunya di mana dan punya anak berapa,” tambah wanita ini.

Nasi gudeg yang disajikan bu Kasno beda dengan gudeg Yogya. Di sini, rasa gudeg tidak terlalu manis. Gudeg dan ceker ayam ditata di atas nasi putih yang masih mengepul. Sekali menyantap menu ini saya langsung jatuh hati. Meski mata masih mengantuk, mulut tidak berhenti mengunyah. Tidak sulit menikmati ceker. Daging dan kulit langsung terlepas dari tulang dan sekali hisap langsung masuk ke dalam mulut. Jangan malu kalau Anda mengacungkan piring pada bu Kasno dan minta tambah.

Jl. Mongonsidi (depan GKJ Margoyudan)
Buka : 02.00-07.00
Harga : Rp. 10.000

Mendidik Generasi Hijau di Green School Bali

Di atas lahan seluas 8 hektar di kawasan Sidang Kaja, Badung, Bali, anak-anak usia pra sekolah sampai kelas 3 SMA (grade 12) mendapat pendidikan yang memadukan kurikulum Cambridge dengan Eco Education. Digawangi pendidik asal Inggris, Afrika Selatan dan Amerika, anak-anak bisa belajar dalam suasana nyaman dan dekat dengan alam. Memelihara tanaman dan sapi serta kambing menjadi ekstra kulikuler yang menyenangkan. Mendekatkan anak-anak dengan alam. Jembatan bambu yang menjulang membelah sungai Ayung mengantar saya memasuki lokasi Green School Bali. Setelah berjalan melalui jalan setapak, perlahan tampak bangunan rumah dari bambu dengan pintu terbuka lebar. Tirai berwarna oranye berkibar terbawa angin. “Ini kantor kepala sekolah dan ruang guru,” ungkap Risa, Liaison Manager, Green School Bali. Ruangan ini tampak lengang karena semua guru sedang berada di ruangan kelas. “Kami memiliki lima orang guru bergelar Phd,” papar Risa sambil mengantar kami menuju ruangan-ruangan kelas yang ada di sekolah yang digagas John Hardy ini. Anak-anak mulai masuk kawasan sekolah sejak pukul delapan pagi.

Perjalanan ini membawa kami ke kelas delapan. Di mana Bu Trudy Rilling-Collins tengah mengajar mata pelajaran Science. Di ruangan kelas yang terbuat dari bambu dan atap jerami ini sejumlah murid kelas 8 sibuk melakukan percobaan micro organisme. Mereka melingkar mengeliling meja dan menuangkan cairan ke tabung kaca. Berceloteh soal bau menyengat micro organisme yang berada di palet kaca. Louis, salah seorang murid dengan antusias menjelaskan tentang percobaan yang sedang dilakukannya bersama teman sekelasnya. Suasana belajar mengajar terkesan santai. Bahasa Inggris menjadi bahasa pengantar. Sebagian murid warga negara asing. “Kami memberi beasiswa pada anak-anak Bali yang berbakat untuk belajar di sini. Jumlahnya 20 persen dari total murid,” ungkap Risa.

Beberapa meter dari area kelas 8, murid-murid kelas 4 sedang asyik memeriksa tanaman timun yang ada di depan ruang kelas. "Kami sedang memanen tanaman. Kamu mau ikut," ungkap salah seorang murid. "Setiap kelas bertanggung jawab untuk memelihara tanaman yang ada di sekeliling ruangan kelas mereka," jelas Risa. Di Green School Bali, anak-anak diajarkan untuk lebih dekat dengan alam. Ruangan kelas tidak dilengkapi dengan pendingin ruangan atau pintu dan jendela. Tidak hanya itu, di sini Anda tidak akan menemui toilet yang biasa. Fungsi air diganti pasir yang kemudian diolah menjadi pupuk. Jika di sekolah lain, basket, drum band, cheerleaders menjadi ektra kulikuliner, di Green School Bali kegiatan yang disediakan; memelihara ayam, kambing serta membajak sawah dengan sapi. “Anak-anak sangat senang dengan kegiatan ini. Mereka serius memelihara hewan tersebut. Ada beberapa anak dari luar negeri yang belum pernah melihat sapi secara langsung,” ungkap perempuan berambut panjang ini. Penggunaan listrik di kawasan Green School sangat dibatasi. “Kami mencoba untuk meminimalisir penggunaan listrik. Mencoba senatural mungkin,” tambah Risa. Pihak sekolah juga tengah membangun pembangkit listrik tenaga air di Sungai Ayung. Penggunaan listrik akan dipasok dari turbin yang dipasang di sungai.

Green School Bali

Banjar Saren, Jalan Raya Sibang Kaja, Abiansemal, Badung

Bali 80352

T : 0361 8717093

E : www.greenschool.org

Tegal, Kota dengan Kuliner Jempolan di Pantai Utara

Perjalanan menyusuri jalur Utara merupakan perjalanan yang berat sekaligus tidak terlupakan. Menyusuri kota-kota di Pantai Utara Jawa ini menambah pengetahuan serta pemahaman tentang kuliner di wilayah ini. Sepanjang 423 km, saya menyusuri Jakarta sampai Semarang. Mampir di Karawang, Cirebon, Brebes, Tegal, Pemalang, Pekalongan, dan Semarang. Dari beberapa kota, saya begitu terpesona dengan Tegal. Saya menemukan banyak tempat makan sederhana namun bercitarasa tinggi dan memiliki latar belakang historis yang kuat.

Sate kambing Balibul atau bawah lima bulan sempat menjadi trademark di Tegal. Tapi sejak bang Awi meluncurkan menu Sate Batibul atau bawah tiga bulan, menyantap daging kambing yang masih bayi ini jadi keharusan saat berkunjung ke Tegal. Daging kambing muda mengandung kadar kolesterol yang rendah. Dagingnya lembut dan gurih. Selain Sate Batibul bang Awi, masih ada RM Sari Sedap yang menyajikan sate kambing yang tidak kalah gurih dan lembut meski usia kambing tidak di bawah tiga bulan. Selain rasa yang unik, pekerja di sini semuanya perempuan.

Lokasi Tegal yang tidak terlalu jauh dengan Cirebon membuat nasi lengko menjadi salah satu makanan khas di Tegal. RM Pi’an yang berada di dekat stasiun kereta api. Meski bernama sama, penyajiannya sedikit berbeda. Tapi urusan rasa, acungan dua jempol bisa menunjukkan kualitas warung yang sudah berdiri puluhan tahun ini. Menu lain yang disajikan; Mie Kuah dan Nasi Gule. Warung ini juga sering didatangi pengusaha asal Tegal yang rindu makanan masa lalu.

Sajian khas Tegal yang tidak kalah popular, Sauto Sedap Malam. Sepanjang jalan Talang, banyak rumah makan yang menyediakan menu sejenis dengan tambahan Sedap Malam. “Semua pedagang ini masih bersaudara. Tapi yang paling laku dan paling enak tetap bapaknya,” ucap Koh Gyong Gyong. Sang bapak yang dimaksud membuka jualan di jalan Talang No. 100. Kuah sautu menggunakan tauco dengan isi suwiran ayam, jeroan, daging sapid an sayuran. Lebih enak lagi ditambah tulang ayam yang digoreng kering. Tulang ayam ini berfungsi sebagai kerupuk yang gurih. Sekali mencoba langsung ketagihan.

Kejutan terbesar dari kota yang membangun pusat kuliner dengan label Tegal Laka Laka ini datang dari RM Ny. Pan. Lokasinya masuk ke dalam gang. Disamping SMPN5. Rumah makan sederhana ini sudah berdiri sejak zaman penjajahan Jepang. Nasi Bogana dan Lontong Cap Gomeh jadi menu utama. Menu di rumah makan ini membuat kami kehabisan kata-kata. Hao chi senjingbing.

Warung Makan Pi’an

Jl. Kol. Sudiarto

Buka : 06.00-20.00

Harga : Rp.5.000-Rp.12.000

RM.Nyonya Pan

Komp Sekolah SMPN5

Jl. Veteran Gg. Kongkaan

Buka : 06.00-16.00

Harga : Rp.12.000

RM. Sedap Sari

Jl. Gajah Mada 112

Buka : 16.00-21.00

Harga : Rp.17.500

Sauto Talang Sedap Malam

Jl. Raya Talang No. 100

Buka : 09.00-23.00

Harga : Rp.10.000

Sate Batibul Bang Awi

Jl. Raya II Ujungrusi, Adiwarna

Buka : 09.00-23.00

Harga : Rp. 15.000-Rp.20.000

Babi Guling Terdahsyat

Warung sederhana di dekat pasar Ubud ini sudah puluhan tahun berdiri dan popularitasnya makin hari makin berpijar. Tidak hanya dipenuhi turis lokal, tapi juga turis mancanegara. Bahkan Anthony Bourdain, pembawa acara No Reservation yang juga seorang chef menyebut sajian di warung ini sebagai makanan terenak di seluruh dunia. Keistimewaan babi guling bu Oka terletak pada bumbu yang tidak terlalu pedas dan kulit daging babi yang garing dan renyah. Agar kulit babi guling tetap renyah, saat babi guling dibakar, seluruh bagian tubuhnya diolesi dengan air kelapa secara berkala. Ini membuat kulit garing dengan warna cantik. Daging babi yang disajikan tidak terlalu berlemak dan cenderung kering meski saat dicicipi dagingnya juicy. “Saya pertama kali makan di sini saat bulan madu. Sekarang anak saya sudah dua dan setiap liburan ke Bali, kami sekeluarga pasti makan di sini. Enak sekali,” ungkap Malaika, turis asal Malaysia.

Konsistensi rasa yang terjaga selama puluhan tahun dan kualitas sajian membuat saya merasa wajib menyebutnya sebagai warung babi guling terdahsyat. Tujuh ekor dihabiskan setiap harinya. Satu porsi Nasi Campur Babi Guling terdiri dari nasi, lawar, kulit babi, daging babi, sosis babi. Racikan bumbu genep membuat rasa menu ini sulit untuk dilupakan. Bumbu merasap sampai ke dalam daging karena proses pembakaran yang memakan waktu kurang lebih 5 jam dengan menggunakan arang dan kayu kopi. Rasanya tidak terlalu pedas, tapi bagi yang doyan pedas, disediakan sambal di setiap meja. Untuk menghilangkan enek, di tiap meja biasanya disediakan buah manggis. Bila Anda belum pernah mampir ke sini, datang lebih awal. Biasanya menjelang sore, gorengan kulit babi yang renyah sudah habis. Rugi kan datang jauh-jauh tapi tidak bisa menikmati yang terbaik yang disajikan di sini.

Warung Babi Guling Ibu Oka

Jl. Suweta/Tegalsari No.12

Ubud, Bali

T : 0361 20774

Buka : 11.00-17.00. Libur di Hari Raya Galungan, Kuningan dan Nyepi

Harga : Rp. 25.000-Rp.40.000

Pisetta, Home Made Ice Cream

Es krim dan pancake tidak selalu identik dengan perempuan. Tapi entah kenapa menu ini lebih sering digambarkan dengan warna-warna yang feminin. Warna yang pasti disukai perempuan ini terasa sekali saat melihat resto spesialisasi es krim Pisetta. Huruf yang membentuk nama resto serta pemilihan warna ungu muda terasa sangat feminin. Kursi berpotongan klasik berwarna putih yang ditaruh di bagian depan resto pun menambah kuat kesan manis. Resto yang berada di bagian depan rumah yang dulu pernah menjadi tempat tinggal (alm) Hartini Soekarno ini menyediakan lebih dari 18 rasa es krim yang menggunakan bahan asli dan tidak mengandung pengawet. “Kami menggunakan buah asli,” ungkap Enroe Tootis, sang manager.

Untuk yang suka dengan rasa es krim yang asam, yoghurt, stroberi dan blackberry pilihan utama. Harus diakui, rasa es krim blackberry bikin jatuh hati. Anda yang suka rasa yang kuat boleh memilih antara rum raisin, cappuccino atau coklat. Kekuatan rasa ini akan langsung menghantam lidah Anda dan bertahan lama. We love the chocolate. Two thumbs up. Menu lain yang tidak kalah memesona, waffle dan poffertjies. Pisetta yang dalam bahasa Indonesia berarti kontur ini tempat pilihan bagi Anda yang memiliki sweet tooth atau Anda yang mencari dessert pilihan seusai melahap main course.

Jl. Bahureksa No. 5

Bandung

T : 022 70268853

Buka : Weekdays : 10.00-22.00, Weekend : 10.00-24.00

Harga : Rp.11.000-Rp. 45.000

Menyongsong Sunset di Samudera Hindia

Sepuluh tahun lalu, pembangunan resort dan kafe di Bali lebih banyak difokuskan di kawasan Kuta, Nusa Dua, dan Jimbaran. Tetapi beberapa tahun belakangan ini, pengembangan wisata Bali beralih ke daerah bukit yang berbatasan dengan bibir pantai samudera Hindia. Pesona tebing curam yang menuju bibir samudera membius siapa pun yang menatapnya. Pembangunan resort dan kafe eksklusif yang menjual daya tarik pemandangan samudera Hindia makin gencar. Karma Kandara Resort mulai beroperasi tahun lalu salah satu yang banyak menarik minat pendatang. Melengkapi resort bertarif ribuan dollar AS per malam itu dibangunlah Di Mare. Resto yang menghadap langsung ke samudera Hindia. Pilar putih tinggi dan megah menyangga langit-langit resto. Serasa berada di Olympus, kerajaan dewa-dewa Yunani. Keindahan resto ini banyak menarik pengunjung datang. Sayangnya, tidak semua pengunjung datang untuk makan dan menikmati pemandangan. Sebagian besar datang untuk mengagumi pemandangan dan mengabadikannya dalam jepretan kamera. “Akhirnya kami memutuskan menerapkan cover charge. Semua pengunjung yang datang harus membayar uang masuk sebesar 200 ribu rupiah. Jumlah itu nanti dimasukkan dalam bill makanan dan minuman yang dipesan,” ungkap Erick Hardiansyah, Food and Beverage Manager Di Mare. Di sore hari menjelang sunset, resto dipenuhi para pengejar sunset. Dock yang berada di atas resto menjadi tempat favorit. Lewat pukul empat sore, makin sulit kesempatan mendapatkan spot favorit menunggu sang mentari tenggelam.

Bagi Anda yang ingin menghabiskan waktu di resto yang mengusung menu Mediteranian ini, Anda bisa memulai sambil menikmati menu sarapan yang sehat seperti Fresh Sliced Tropical Fruit Plate atau Karma Bircher Muesli with Grated Green Apple Yoghurt, Hazelnuts and Poached Pear. Memasuki tengah hari, Anda bisa memilih seafood atau pasta yang tidak kalah lezatnya. Grilled King Prawn with Bloody Mary Aioli dijamin membuat terpesona. Bagi penikmat wine, Di Mare memiliki Veritas Wine Lounge yang dilengkapi dengan Enomatic Wine Machine. “Kami satu-satunya resto di Bali yang memiliki mesin ini. Dengan alat ini, pengunjung bisa mencicipi premium wine yang biasanya tidak dijual per gelas,” tambah Erick. Selain itu Di Mare juga menyediakan organic wine. Anggur yang difermentasi dibudidayakan tanpa pestisida, dan pupuk kimia. Segelas Splash Rose Wine Organic bisa Anda nikmati dengan harga 150 ribu per gelas. Sedangkan Naked Trance Chavignon Blonde cukup dengan harga 200 ribu rupiah per gelas. Lidah lokal biasanya lebih suka menyesap Splash Rose Wine yang tidak terlalu dry.

Tiga ratus meter di bawah Di Mare, Anda bisa menginjakkan kaki langsung di bibir laut dan menikmati gulungan ombak dengan menggunakan inclinator. Anda beruntung, jika bisa melihat ikan paus atau ikan pari raksasa tengah melintas. Sambil merebahkan diri di kursi malas, Anda bisa memesan segelas cocktail dari Nammos, restoran kedua yang berada di lingkungan Karma Kandara resort. Greek Tapas seperti Grilled Octopus , Oregano, Lemon and Pickled Eggplant salah satu menu favorit di resto yang kerap disambangi Bunga Citra Lestari ini.

Di Mare

Karma Kandara Resort

Jalan Villa Kandara, Banjar Wijaya Kusuma, Ungasan

Bali 80362

T : (0361) 848 2244

Buka : 10.00-23.00

Harga : Rp. 30.000-Rp. 300.000