Begitu lapak buka udah ditungguin pelanggan |
Empat tahun silam, ketika sedang jalan-jalan ke Petaling,
secara tidak sengaja saya berkenalan dengan seorang jurnalis asal Malaysia.
Saat itu kami sibuk bergosip tentang salah seorang diva asal Malaysia. Tidak
usah tanya deh siapa nama diva yang pernah berduet dengan Kris Dayanti ini
(bisa dong menebak siapa diva tersebut?). Setelah acara gosip berakhir, kami
bertukar kartu nama. Sayang kartu nama tersebut sekarang sudah hilang sehingga
saya tidak bisa menyebutkan namanya di sini. Tapi sebelum kami berpisah, dia
sempat bercerita tentang pedagang roasted
duck yang sangat terkenal dan legendaris yang berjualan di sini. “Sekali
awak cube, tak bise tidur lagi,” ungkapnya.
Suatu siang di bulan September
2009, saya memutari Petaling mencari pedagang
yang dimaksud, tapi tidak
menemukan. Akhirnya saya pulang dengan memendam rasa penasaran. Seperti apa sih
rasanya bebek yang sangat legendaris itu. Beberapa kali setelah itu saya datang
ke Petaling tapi saya tidak bisa menemukannya. Sampai suatu hari, saya bertemu
dengan seorang perempuan keturunan China di Petaling dan obrolan kami sampai ke
soal roasted duck. Saat itu saya bilang bahwa saya merasa roasted duck itu
seperti hantu yang tidak bisa ditemukan orang awam. Wanita itu tertawa
mendengar cerita saya dan menunjuk ke arah pedagang di depan penjual minuman
Air Mata Kucing. “Awak tiba jam
berape ke sini? Lepas jam dua belas dah tak ade. Habis,” ungkap wanita setengah tua itu. Sayangnya, saya
bertemu wanita itu hanya beberapa jam sebelum kepulangan saya ke Jakarta. Ini
membuat saya semakin penasaran. Saya sudah begitu dekat tapi tetap tidak bisa
juga menemukan tempat ini. Sampai akhirnya, ide membuat buku ini muncul dan
saya ditemani sahabat saya Tarie
berangkat ke Malaysia. Merasa sudah begitu kenal Kuala Lumpur, saya sedikit over percaya diri. Ingat teman-teman, over pede sama dengan oneng. Dari hotel kami berangkat pagi dan naik
bus. Begitu membaca tulisan Petaling, saya langsung naik. Tari mengekor saja
dibelakang saya. Ternyata mata saya siwer. Saya tidak melihat bahwa Petaling
yang dimaksud adalah Petaling Jaya. Awalnya saya bingung kenapa kok perjalanan
ini lama sekali. Petaling tidak jauh dari tempat kami naik. Biasanya 5-10 menit
saja sudah sampai. Ini sudah 25 menit dan saya melihat Mid Valley mal. Paniklah
saya. Kami sudah melenceng jauh dari Petaling dan saya bertanya pada penumpang
lain yang berada di depan saya. Pucat pasi wajah saya saat tahu bus ini bukan
menuju Petaling, melainkan Petaling Jaya yang berada puluhan kilo dari Kuala
Lumpur. Jiahhhhhhhhhhh, dapat salam dari Petaling Jaya. Tari langsung tertawa
terbahak-bahak saat tahu kami salah naik bus. Alhasil, kami naik bus sampai
Petaling Jaya dan berganti bus yang kali ini benar-benar membawa kami ke
Petaling. Sampai di Petaling sudah jam 12.30 dan roasted duck yang begitu saya idamkan sudah tidak ada. Kami
akhirnya sibuk mencoba tempat lain dan besok hari jam 9 kami sudah sampai di
sini. Nggak pake nyasar ke Petaling Jaya lagi. Untuk menemukan penjual bebek
ini bisa dibilang gampang-gampang susah karena mereka tidak memiliki kedai
tetap. Hanya gerobak kecil yang berisi sekitar 50-60 ekor bebek. Sebagai
ancer-ancer, masuk ke Petaling, Anda akan menemukan penjual minuman air mata
kucing, Anda akan melihat Hong Leong Bank , belok ke kiri ke arah pasar
tradisional. Kurang lebih 25
meter, Anda akan menemukan gerobak ini.
Pelanggan
roasted duck ini bukan hanya dari
Kuala Lumpur saja. Menurut Choong Peng Phooi, sang pemilik, pelanggannya juga
banyak yang berasal dari Indonesia. “Banyak pelanggan saya dari Jakarta. Mereka
sering datang weekend. Biasanya
mereka beli langsung 2-3 ekor sekaligus,” ucap Phooi yang sudah menjual roasted
bebek ini sejak awal 70-an. Bahkan ada langganan yang sudah puluhan tahun tetap
setia. Saya mengerti mengapa rata-rata pelanggannya begitu setia. Meskipun menu
yang dijual hanya digerobak kecil. Rasa roasted bebeknya dahsyat sekali. Bahkan
jauh lebih enak ketimbang menu sejenis yang disajikan di restoran Chinese
berlabel internasional. Semua tumbang deh dengan roasted duck racikan Phooi. Kulitnya kering dan tidak berminyak.
Dagingnya empuk dan juicy. Sudah
diinapkan semalam saja masih enak banget. Ditambah sambalnya yang pedas mantap.
Makin enak deh. Semua orang yang pernah mencicipi roasted bebek Sze Ngan Chye
pasti setuju. Orang pintar makan roasted bebek Sze Ngan Chye. Tunggu apalagi coba?
Jl. Petaling
Jam Operasional : 06.00-15.00
Harga : 1,5-20 RM
No comments:
Post a Comment