Thursday, November 5, 2009
Resto Bobby Chinn-Hanoi
Siapa sih yang nggak kenal dengan Bobby Chinn, chef blasteran saingan Anthony Bourdain di Asian Food Channel. Jalan ke mana aja udah pernah. Nyobain makanan apa aja juga udah pernah. Mulai dari makanan wajar sampai makanan kurang ajar kayaknya pernah ditelen sama chef berbuntut kuda ini. So, pas ada kesempatan jalan ke Hanoi, gw nggak melewatkan kesempatan buat dateng ke resto Bobby Chinn. Sambil berharap siapa tau dia ada dan bisa foto bareng. (Susah memang kalau banci narsis. Bawaannya mau foto mulu).
Dulu, Resto Bobby Chinn lokasinya ada di tengah kota dengan bangunan warna putih yang kesannya retro abis. Keren pokoknya. Tapi karena si punya gedung menaikkan harga sewa, pindahlah Bobby dan restorannya ke 77 Xuan Dieu Street di Tay Ho District. Lokasinya sedikit minggir dari kota. Jalan yang sama menuju ke arah bandara. Maka berangkatlah kami dari daerah Nha Tho, di daerah Old Quater. Gara2 udah malam, mata jadi siwer dan kita menyetop taksi yang bukan yang direkomendasikan bagi pendatang. Kalau di Vietnam, kami hanya naik taksi Mailinh atau Vinnasun. Blue bird-nya Indonesia deh. Udah nggak pake AC, argonya jalannya cepet banget. UDah gitu si supir selalu ngelirik ke spion dengan pandangan yang mencurigakan. Nggak lama dia telpon2. Waduh parno deh langsung. Gmn kalau kita dibawa ke tempat gelap trus semua harta diperetelin. Mending kalau cuma harta. Gmn kalau pake diperkaos kutang. Waduhhhhhhh, dengan pikiran makin parno, gw dan Mbak Bori memutuskan turun di tengah jalan sambil menunggu Mailinh tiba. Untungnya kita nangkring di pinggir jalan nggak lama. Sekitar 10 menit kami tiba di resto Bobby Chinn
Lokasinya sih keren. Kayak ada di daerah Kemang gitu deh. Di luar gerbang udah ada pelayan yang siap membantu. Sebelum masuk, kami sempat ceprat cepret di depan resto yang berlambang kacang polong kupas ini. Seperti pendatang baru, kami berjalan sdambil menatap ke arah lampion berwarna merah yang digantung di teras depan. Di dinding dipajang pigura kumpulan berita dan tulisan tentang Bobby Chinn. Biasanya mereka yang dateng ke resto ini reservasi tempat dulu. Karena gw main dateng aja, mangkal lah kami di ruang tunggu yang remang2 berhiaskan kelambu warna merah dengan pajangan alat buat shisha. Sambil nunggu, gw memeriksa buku menu. Di bawah tercetak jelas kalau Bobby Chinn adalah penggemar ABBA, Kenny G dan musisi Hippies seperti Bob Marley dkk. Jadi hanya musik2 ini aja yang bakal dipasang di sini. Nggak ada tuh lagunya Britney Spears atau Maroon 5 tiba2 diputer. Since I loved ABBA and Kenny G, so I have no problem at all with his music preference.
Harga makanannya cukup mahal buat orang Vietnam. pantesan aja tamunya kebanyakan expatriate atau pendatang yang penasaran dengan makanan racikan mas Bobby. Sebagai pembuka gw memesan Crab Trio yang menurut penjabaran di menu sounds facinating. Sebagai menu utama gw pesen Roasted Salmon with Wasabi Mashed Potato. Setelah bengong-bengong ngeliatin bar di bawah, kami dianter ke resto di atas. Dekorasinya perpaduan antara warna hitam dan abu dengan warna merah menyela. Dinding ditutup dengan kain berwarna merah menyala. Setiap meja dihiasi taplak warna putih dengan hiasan rose petal. Ngeliat dekorasi ini kok saya merasa Mas Bobby sedikit lebay dan memiliki kecenderungan tralalalalala deh.
Eniwei, the tralalalala is not important. Coz we are here to enjoy the food. Pesanan pertama yang datang adalah mint tea. Teh yang dipakai dilmah. Nggak surprise buat gw secara di rumah juga minum dilmah. Cuma buat segelas teh mint dilmah, harganya sedikit tinggi. Gw sudah tidak sabar mencoba Crab Trio. Setelah datang, ada crab cake, crab soup dan crab salad. Crab soup ditaruh di gelas expresso, jadi unik. Makannya seperti sedang meneguk segelas expresso di malam hari. Rasanya sedikit gurih dan encer. Ada potongan daging kepiting disetiap tegukan. Kalau dibandingkan dengan soup crab yang pernah gw coba di tempat lain, rasa crab soup di sini biasa aja. begitu juga dengan crab cakenya. Kurang nendang dan nggak membuat gw terpaksa menggigit kecil2 saking sayangnya menghabiskan makanan enak dalam waktu cepat. Crab saladnya sendiri lebih kerasa seperti asinan Bogor yang asam dengan tambahan kacang tanah tumbuk yang renyah.
Appetizer yang biasa aja membuat gw sangat tidak sabar untuk mencoba Roasted Salmon with Wasabi Mashed Potato. Gw memilih salmon yang nggak terlalu matang. Jadi masih bisa merasakan gurihnya salmon. Potongan salmon lumayan besar dan berwarna oranye menggoda. Warna mashed potatonya pun hijau muda manis. Jadi membuat air liur langsung mengucur. Since im a mashed potato lover, langsung lah gw menjawil mashed potato itu dan i love it in the first bite. Perpaduan antara wasabi dan mashed potatonya pas. Pedasnya rasa wasabi terasa kuat tanpa menimbulkan efek yang membuat mulut tidak nyaman. Perfect combination. Apalagi kalau dimakan dengan potongan daging salmon. Its just delicious. Bahkan tanpa pakai salmon, mashed potato ini tetep juara. Unik deh. Jadi inget dengan saus wasabi mayonaise di resto Syailendra-nya JW Marriot.
Jujur, although I love the mashed potato, gw masih merasa kalau bukan Bobby Chinn yang punya restoran, mungkin gw nggak akan makan di sini. Apalagi menghabiskan 35 dollar US lebih hanya untuk satu appetizer dan satu main course plus teh mint dilmah dan orange juice. Seriously. Tapi perasaan itu sedikit terhibur setelah gw masih ke toiletnya. Ada patung G-Spot dari besi yang dipajang di meja bersama bunga. Kamar mandinya dipenuhi dengan gambar2 dan it's a bisexual rest room. Artinya cowok atau cewek masuk ke kamar mandi yang sama. Dan kamar mandi inilah yang makin mengukuhkan dugaan gw kalau mas Bobby Chinn itu tralalalalalalala cyinnnnn.
Eniwei, sebagai pecinta makan, gw merasa cukup happy bisa mencoba makanan di restoran yang ditangani chef sepopuler Bobby Chinn. And jika Anda kebetulan datang ke Hanoi, nggak ada salahnya juga mampir ke restonya mas Cyinnn eh Chinn ini. Dan JANGAN LUPA nengok kamar mandinya dan foto bareng ama G-Spotnya. Judulnya dapet salam dari G-Spot.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment