Thursday, November 25, 2010

Kopi Tiam




Ngopi yuk! Siapa sih yang nggak pernah mendapat ajakan menghirup cairan dari biji kopi yang langsung membangunkan semua syaraf dalam tubuh untuk bergerak ini. Ngopi jadi kebutuhan. Ketemuan dengan klien atau meeting dengan bos kadang dilakukan di kedai kopi. Sebagai peminum kopi, saya sangat menikmati kalau ada ajakan ngopi. Kadang dalam sehari bisa ngopi dua sampai tiga gelas kopi. Buat saya itu bukan masalah. Hanya waktu tidur saya saja yang harus mundur menunggu pudarnya reaksi kafein dalam tubuh. Meskipun pecinta kopi, saya tidak terlalu suka ngopi di kedai kopi internasional yang punya cabang bejibun. Saya tidak bilang kopi yang mereka sajikan tidak enak. Tapi saya merasa hentakan kopinya kurang nendang. Rasa susu atau campuran rasa lainnya lebih kentara ketimbang kopinya sendiri. It's a cup of coffee, I believe that the coffee should be the HERO and not the other way around. Karena alasan inilah saya lebih suka ngopi di kedai kopi yang lebih pas disebut sebagai Kopi Tiam.

Kopi Tiam pada dasarnya merupakan tempat ngopi yang biasa dijadikan tempat sarapan masyarakat Malaysia dan Singapura. Sebuah kedai bisa disebut sebagai Kopi Tiam kalau menyajikan kopi O atau kopi hitam dalam menunya. Dalam perkembangannya Kopi Tiam tidak hanya menyajikan kopi O atau Kopi C (kopi susu) tapi juga toast. Ada dua jenis toast yang sangat kental dengan sejarah kedai koipi di Malaysia dan Singapura. Kaya dan Kacang. Telur setengah matang pun kemudian masuk melengkapi menu yang ada di Kopi Tiam. Biasanya Kopi Tiam di Malaysia dan Singapura sudah mulai beroperasi pukul 6 pagi. Para pekerja keluar dari rumah untuk sarapan singkat di kedai kopi. Tetua menghabiskan waktu di Kopi Tiam untuk membaca buku atau membicarakan masa lalu.

Sebagian besar orang Indonesia yang sering datang ke Singapura pasti mengenal Ya Kun Kaya Toast. Salah satu kedai kopi atau Kopi Tiam yang terkenal di sana. Jumlah outletnya sudah tidak terhitung lagi dan mengklaim diri sebagai pelopor Kopi Tiam. Klaim ini boleh saja. Karena kopi tiam yang beroperasi sejak 1944 ini merupakan kopi tiam yang melakukan ekspansi besar-besaran sehingga membuat persaingan di bisnis kedai kopi di Singapura makin berkembang. Keunikan Ya Kun Kaya buat saya terletak dari rotinya yang di toast kering dengan olesan sarikaya yang manis dan gurihnya pas. Jujur, selai sarikaya di kopi tiam ini memang jempolan. Sedikit sulit dicari tandingannya. Atau paling tidak, di antara kedai kopi yang bergaya eksklusif yang sudah dikelola secara modern, Ya Kun Kaya Toast masih dibilang terbaik. Tapi kalau bicara rasa, saya merasa lebih suka dengan sebuah kopi tiam di kawasan East Coast. Tempatnya sederhana dan sebagian besar yang datang ke sini adalah penduduk lokal yang sudah tinggal puluhan tahun. Kedai kopi ini buka sejak awal tahun 1900-an. Dikelola secara tradisional turun temurun. Yang paling saya suka, alat minum yang digunakan masih menggunakan cangkir keramik. Takaran kopi dan susunya pas. Dijamin langsung melek begitu menghirup kopinya. Toast-nya juga mantap. Selai kayanya lembut dan manis. Potongan margarin membuat rasanya makin ok. Warung boleh sederhana. Tapi untuk rasa, sangat jauh dari kata sederhana. Kaya rasa dan sejarah. Tempat yang menurut saya paling pas untuk menggambarkan sebuah Kopi Tiam yang sebenarnya. Kedai kopi tempat sarapan yang sudah merekat kuat dalam kehidupan masyarakat Singapura.

Selain Malaysia, tradisi ngopi di Kopi Tiam juga merambah Indonesia. Jauh sebelum tempat ngopi memberi label usaha mereka dengan embel-embel Kopi Tiam, bentuk kedai kopi khas Singapura ini pertama merambah ke Medan. Dari kota ini, Kopi Tiam mulai tumbuh di kota lain. Di Bandung, kopi tiam pertama muncul pada 1920-an. Menu yang disediakan sedikit beda dibandingkan dengan kopi tiam di Singapura. Di sini, menu andalannya toast gula palem yang jadul banget. Buat para meat lover ada roti dadar ham. Ini tidak halal ya. Kopi masih menggunakan cangkir, walaupun bukan cangkir keramik jadul seperti yang di Singapura. Kopi di sini menggunakan kopi pabrikan Aroma yang berjarak beberapa meter saja. Ruangan restoran dan interorior serta furniturnya masih jadul. Jadi nuansa masa lalu dan kuno masih terjaga kuat. Kedai ini sudah buka sejak jam 7 pagi. Kopi Purnama sekarang dikelola oleh generasi ketiga yang memberikan warna yang berbeda pada varian menu yang disajikan. Selain roti ada bakmoy dan masakan lainnya. Jadi sarapan dengan makanan besar dan nasi yang Indonesia banget juga bisa dilakukan.

Sama jadulnya dengan Kopi Purnama, di Jakarta ada kedai Tak Kie yang juga sudah dikelola generasi ketiga. Kopi Tiam yang sudah berdiri sejak awal 1900-an di kawasan Gloria, Jakarta Barat ini mulai buka sejak jam 6 pagi. Kopi tidak disajikan dalam cangkir keramik atau porselain melainkan gelas kaca berukuran besar. Ada kopi O atau kopi hitam dan kopi susu. Jenis susu yang digunakan pun masih dari merek jadul. Saya selalu teringat kopi buatan nenek saat menghirup kopi di sini. Dan saya suka suasana pecinan yang hiruk pikuk. Melihat engkong dengan kaos singlet dan celana pendek menghirup kopi sambil membaca koran atau ngobrol dengan temannya. Ada juga yang main mahjong. Tanpa uang pastinya. Sekedar membuat waktu bersama teman-teman seusianya. Selain kopi, saya suka sarapan nasi campur atau mie yang sudah ada sejak dikelola generasi kedua. Generasi kedua yang usianya sudah memasuki 70 tahun ini masih masak dan tubuhnya terlihat masih sehat. Jam 12-an, Tak Kie sudah tutup. Jadi kalau mau ngopi ya harus datang pagi.

Kopi Tiam yang terbaru ya Kopi Tiam Oey yang dimiliki Bondan Winarno. Saya kagum dengan kecintaan Pak Bondan pada makanan dan sejarahnya. Kopi Tiam Oey membawa suasana kopi tiam jadul dengan poster-poster jadul dan furnitur yang sangat kopi tiam. Sehingga mau tidak mau siapa pun yang masuk akan merasa masuk kembali ke masa lalu. Pecinta kopi pasti menikmati keberadaan kopi tiam. Saya suka dengan Vietnam Coffee yang menurut saya dikomposisi dengan sempurna. Saya seperti merasakan minum kopi di pinggiran jalan di Ho Chi Minh City. Kuat, kental dan manisnya pas. Love it. Menu makanan di sini sangat banyak. Mulai dari roti, roti cane sampai nasi.




Bandung
Kopi Purnama
Jl. Alkateri No. 22

Jakarta
Kopi Tiam Oey
Jl. Agus Salim No. 18
T : 021 3924475

Kedai Kopi Tak Kie
Gloria, Glodok
Jakarta Barat

3 comments:

MY OWN TASTE said...

Awalnya aku ga suka kopi, karena meninggalkan rasa yang tidak enak di lidah. Tapi sekarang, malah mulai addicted. Aku setuju banget dengan rasa kopi di kopitiam jauh lebih nendang daripada franchise penjual kopi. Dan suasana kopitiam membawa kita menjelajah waktu.

Vanessa said...

Posisi persisnya Kedai Kopi Tak Kie itu dmn yah? sering ke glodok tapi ga pernah tau.. :)

yanaarsyadileiper said...

Kopi tak kie ada di gang gloria..... Kalau kita belok kiri sesudah jembatan glodok, maka gang gloria ada di sisi kanan... Tanya saja, pasti diberi tunjuk oleh orang2