Monday, January 10, 2011

Teman Jalan = Teman Makan

Sejak kecil, saya sudah sering diajak almarhum papa jalan-jalan. Kami punya kebiasaan melintasi kawasan Jawa Tengah melalui jalur Selatan dan berhenti di beberapa kota untuk makan. Kami bahkan punya tempat pemberhentian favorit. Kebiasaan ini terus berlanjut setelah saya mulai keluar dari rumah seusai lulus kuliah. Setelah punya penghasilan sendiri, saya punya kebebasan memilih tempat yang ingin saya kunjungi. Petualangan itu selalu dimulai dengan kota yang dekat dengan tempat tinggal dan tidak menghabiskan banyak dana. Seiring dengan bertambahnya penghasilan, keingin untuk berjalan-jalan makin besar dan lokasinya semakin ambisius. Saya jadi ingin mencoba untuk pergi ke luar negeri. Karena bukan tipe orang yang suka jalan sendiri, saya selalu jalan bersama teman. Jujur teman jalan saya tidak banyak. Dan saya membagi mereka dalam beberapa kategori.

JALAN-JALAN
Untuk jalan-jalan yang gila-gilaan, saya lebih suka jalan dengan anak-anak Bandung aka my housemates. Mereka gila dalam arti yang sebenarnya. Expect the unexpected. Itu yang akan terjadi kalau sedang bersama mereka. Cekikikan tidak berkesudahan dan perut mulas akibat tertawa sudah pasti menjadi dampak sampingan. Siapa yang nggak ngakak kalau salah satu dari teman perjalanan mendadak mengeluarkan lupis dari dalam tasnya dan membagi-bagikannya dalam penerbangan menuju Bali. Bersama mereka juga saya bisa tenang dugem dan melakukan hal yang biasa lakukan orang saat dugem di Bali, mabok. Mereka akan menjaga selama pengaruh alkohol menjalari seluruh pembuluh darah. Meski saya tidak pernah kehilangan kontrol saat minum, tapi tetap saja, salah satu dari mereka akan berdiri di samping dan menjaga kalau-kalau ada orang iseng yang ingin memanfaatkan situasi. Bersama mereka, it's all about fun and go mad.

JALAN DAN MAKAN DAN MAKAN TERUSSSSS
Kalau untuk urusan jalan-jalan plus makan makan dan terus makan, saya menemukan partner yang sempurna. Namanya Tarie. Jalan pertama kali, langsung klop. Rasanya cocok. Tarie suka jalan-jalan dan mendatangi tempat-tempat bersejarah meskipun dia tidak segila saya kalau urusan main air. Tapi dia sangat asyik diajak jalan. Nggak banyak mengeluh dan punya antusiasme yang besar saat makan. Selama makanan itu halal, dia masih berani mencoba. Selama makanannya tidak aneh-aneh, makanan itu pasti masuk ke perutnya. Dan jarang sekali dia protes sudah kenyang saat menjelajahi tempat makan. Kalau pun dia tidak bisa makan karena sudah kekenyangan atau pun karena makanannya mengandung babi, dia tetap bisa menemani saya dan tetap saja antusias dan tidak memaksa saya untuk cepat-cepat menyelesaikan makan dan keluar dari tempat itu. Itu yang membuat saya merasa klop banget dengan Tarie dan sejak kami pertama kali jalan bareng sampai saat ini, dia masih jadi teman jalan saya yang terbaik karena dalam kamus saya teman jalan = teman makan. Dan menemukan teman jalan yang asyik bukanlah hal yang mudah. I'm so happy to have her as my temen jalan.

No comments: