Thursday, August 7, 2008

Bakmoy

Syahdan, Bakmoy adalah menu yang dihidangkan pada pelayat jika ada keluarga Tionghoa yang meninggal. Praktis, enak dan mengenyangkan. Di rumah gw, tradisi makan bakmoy sudah ada sejak saya masih sangat kecil. Menu ini bisa muncul kapan saja, tidak perlu menunggu tetangga atau teman nyokap yang Tionghoa meninggal. Pengen makan bakmoy, tinggal bilang. Pasti mama dengan sigap memasaknya. Setelah gw besar (bukan ukuran badan, tapi ukuran usia. catet yah!) dan menjadi imigran ke Jakarta, menu ini gw perkenalkan kepada Yani, pembantu yang kini udah naik pangkat jadi asisten pribadi gw.

Tidak perlu waktu banyak, yani sudah bisa menguasai resep leluhur ini. Ya iyalah, secara masak bakmoy mah gampang (resep akan diberikan belakangan ya). Di Jakarta, bakmoy menjadi makanan favorit, setelah soto ayam dan sop jagung. Setelah Ucun pergi ke umrika dan Yani berbagi hari dengan Jo n Meri, menu bakmoy keluarga gw menjadi menu favorit di rumah Jo. "Mas Jo bisa makan bakmoy terus selama seminggu. bakmoynya manis banget. Kecapnya banyak, sampai warnanya hitam," begitu komentar Yani tentang bakmoy versi Jo.

Hampir setahun, Jo menikmati bakmoy buatan Yani. Bahkan waktu pindah ke BSD dan tidak lagi bisa membawa Yani, Jo meminta Yani untuk mentrainning pembantu barunya. Yang pasti, si pembantu harus bisa bikin bakmoy. Gila kan, segitu tergila-gilanya Jo pada bakmoy dan sebegitu dahsyat pengaruh bakmoy pada orang lain, di luar keluarga gw.

Ternyata racun bernama bakmoy yang dimulai dari dapur di jalan golf, bandung sudah mulai merembet ke BSD, dan sekarang virus bakmoy mulai merambat ke rumah Katia. Secara Yani tiga hari seminggu masak di rumah temennya tante linong ini. Pertamanya, Katia terheran-heran (dibaca: sedikit marah) karena Yani membuat masakan yang aneh dan tidak pernah muncul di rumahnya. Siapa sangka, Lala, si bungsu bertubuh montok ini mulai jatuh cinta dengan bakmoy.

So, I wonder, sampai mana virus bakmoy ini akan menjalar? Mungkin suatu saat nanti, bakmoy jadi sajian kuliner khas Indonesia yang bisa meroket. Dan siapa tau gw akan membuka warung bakmoy dengan plang wajah gw nyengir lebar (tanpa pake konde seperti Nyonya Suharti tentunya), dan kalau sampai ada yang bikin duluan sebelum gw dengan konsep ini, berarti dia mencuri ide gw. Halah!! Kayak blog gw populer aja. Eniwei, geer itu lebih baik dari minder toh

Setelah selesai menulis, gw kok jadi ragu untuk menuliskan resep bakmoy. Ha ha ha ha. Berley banget ya. Nggak secupet itu kali isi kepala gw

So....inilah resep the notorious dee dee's bakmoy

Bahan :
Tahu
Ayam
Bawang Putih
Bawang Bombay
Garam dan Merica
Daun bawang dan seledri
Kecap

Cara memasak :
- Potong tahu seukuran dadu, goreng setengah matang
- Godok ayam sampai matang dan empuk
- Potong-potong daging ayam seukuran dadu
- Memarkan bawang putih dan tunggu sampai mengeluarkan wangi. Masukkan tahu dan ayam. Tambahkan kecap dan sedikit kaldu rebusan ayam. Tambahkan kecap manis secukupnya. Masukkan garam dan merica secukupnya. Masak hingga matang
- Panaskan kuah kaldu dan masukkan bawang putih dan gongsoan bawang bombay yang sudah dimemarkan dan diiris tipis ke dalam kuah. Tambahkan garam dan merica secukupnya. Biarkan hingga panas dan masukkan irisan daun dan seledri.
Selesai sudah. Gampangkan.

Cara makannya, masukan nasi ke dalam mangkuk, diikuti dengan osengan ayam dan tahu dan kasih kuah. Tambahin bawang goreng. That's it. Jadilah bakmoy yang sangat terkenal itu. Kalau ternyata Anda mencoba resep saya dan rasanya tidak enak, berarti Anda memang nggak becus masak. Secara gw selalu berhasil. Ha ha ha ha. Pembelaan orang yang mau menang sendiri. Ha ha ha.

No comments: