Tuesday, March 15, 2011

J'adore Ferran Adria



Jauh sebelum terjun secara profesional ke dunia kuliner lewat majalah Urban Style, saya sudah tergila-gila dengan traveling dan makan-makan dan mencoba makanan apa saja. Mulai dari makanan pinggir jalan yang harga gocengan sampai makanan yang harga seporsinya ratusan ribu (yang ini khusus didatangi pas habis gajian or special occassion). Saya juga mulai doyan nonton acara traveling dan gourmet. Di salah satu acara gourmet di tv kabel inilah saya pertama kali tahu tentang Ferran Adria, seorang chef asal Catalan yang mengguncang dunia kuliner. Di restoran El Bulli, Ferran benar-benar mengubah gaya kuliner yang selama ini dikenal. Dapur El Bulli lebih mirip laboratorium ketimbang dapur yang biasa saya lihat di hotel dan restoran berbintang. Ferran memadukan resep masakan dengan tehnologi. Bahan makanan yang dipilihnya juga tidak bisa dan tidak normal digunakan. Untuk bisa menikmati makanan di El Bulli juga tidak sembarangan. Harus reservasi terlebih dahulu dan untuk sekali makan per orang menghabiskan dana kira-kira 400-500 USD, kurang lebih 4-5 juta rupiah.

Jadi kalau dihitung dengan ongkos pesawat dan transportasi lokal menuju restoran ini di kawasan Costa Brava, Catalonia saya butuh uang sekitar 20 jutaan. Tentunya, perjalanan ini juga akan bersambung ke kota-kota dan negara tetangganya. Jumlah yang besar banget tapi kalau harus mengencangkan (tidak terlalu kencang lho) ikat pinggang dan mengurangi belanja yang tidak jelas (sepatu dan tas) rasanya saya mampu menabung untuk bisa bersantap di El Bulli dan merasakan kedahsyatan hidangan sang maestro. Jujur keinginan buat jalan ke sana makin besar setelah saya diberi kado biografi Ferran Adria, Reinventing Food, Ferran Adria, a man who changed the way we eat. Membaca buku itu membuat saya makin merasakan passion yang dimiliki Ferran di bidang kuliner. Kecintaan dan dedikasinya bisa dirasakan. "I never eat at home. I spend most of my time here (at El Bulli," ungkapnya. Saya belum menyelesaikan membaca buku ini karena untuk membacanya butruh waktu khusus dan saya tidak ingin diganggu oleh hal lain. Saya ingin saat itu menjadi saat yang privat antara saya dan Ferran Adria, a man whom I adore.

No comments: