Ada alasan kuat mengapa orang Ambon sangat bangga dengan pulau Maluku yang mereka tinggali. Keindahan pulau ini sulit dicari bandingannya. Patai berpasir putih dan air biru berbingkai awan putih, it's just simply paradise. Nggak banyak bule bertelanjang dada berkeliaran di pantai. Atau white chicks with bikini trying to get tanner skin. Pokoknya indah dan terjaga. Penggila pantai seperti saya, wajib dan kudu mampir ke pantai Natsepa. Jaraknya sekitar 40 menit dari pusat kota. Pemandangan menuju pantai Natsepa jura keren. Ada pantai-pantai kecil yang berjajar seperti pager ayu dan pager bagus di kawinan orang Jawa. Bentuk pantai Natsepa mengingatkan pada Dreamland di Bali, minus jurang dan batu-batuannya. Pantai Natsepa terbentang di tanah yang landai. Sunset bareng pacar mah dijamin asoy banget. Tapi karena saya pemburu makanan dan bukan romance junkies, saya lebih tertarik main ke Natsepa di saat matahari masih bersinar dengan terang. Pagi-pagi setelah kenyang main air, jalan deh ke antara gubug2 yang ada di pinggir pantai. Nah di sini, saya bertemu dengan Oma Coz Suitella yang jualan rujak sejak tahun 1965. Seumuran Gestapo deh. Si Oma walaupun sudah tua tapi tetep gesit lho menggulek bumbu rujak. Sebenernya, saya bukan orang yang terlalu suka rujak. Tapi rujak Oma Coz ini mantab. Saya yang nggak suka aja bisa langsung melahap dengan semangat. Rahasia bumbu rujak ini terletak pada bumbu kacang yang dicampur dengan belimbing manis. Jadi rasanya legit2 gimana gitu. Kacangnya nggak ditumbuk halus. Jadi masih ada butiran-butiran yang crunchy kalau dimakan. Biasanya Oma Coz menyediakan bumbu yang bisa dibawa pulang. Harganya tergantung ukurang bungkusan plastik. Tapi nggak mahal kok. Temen saya membawa sebungkus bumbu rujak cuma dengan harga 30 ribu aja. Btw, seporsi rujak Oma Coz ini harganya 7 ribu sajah. Setumpuk rujak dengan bumbu yang mantab bisa dibilang murah. Selain rujak Oma Coz yang tersohor ini, sambil santai ada makanan ringan lain yang nggak kalah muantapppp. Pisang goreng dan sagu manis. Kayaknya pisang di Ambon dan di Jawa beda deh. Di Ambon, pisang lebih manis tapi nggak blenyek. Jadi manis dan mengkel. Keren nggak tuh. Kalau sagu manis bentuknya seperti kue rangi yang biasa dijual di kaki lima di Jakarta. Tapi yang di Jakarta biasanya tipis2 dan warnanya putih. Tapi kalau di Ambon, ukurannya besar dan warnanya coklat. Manisnya bisa bikin nagih. Biasanya sih orang luar pulau Ambon nggak terlalu familiar dengan rasa sagu. Tapi nggak ada salahnya mencoba. Anda bisa jadi suka dengan citarasanya yang unik.
Sebagai kota yang dikelilingi oleh pantai, makanan orang Ambon mostly sih seafood. Biasanya ibu2 menunggu di pinggir pantai menunggu nelayan pulang dan langsung membeli ikan segar. Nggak seperti di kota besar yang biasanya mengonsumsi ikan yang sudah didinginkan atau ikan yang sudah diternakin. Percaya deh, makan ikan dari laut dengan ikan yang sudah ditangkar rasanya beda. Sama seperti ayam kampung dan ayam ternak. Kualitas ikannya lebih bagus dan rasanya lebih legit. Manis dan segar. Orang Ambon punya beberapa makanan khas yang berbahan dasar ikan. Di antara beberapa menu khas Ambon, saya paling suka dengan Ikan Colo-Colo. Pilihan ikannya sih bisa sesuai selera. Yang penting tuh bumbu colo-colonya. Rasa dan penampilannya sedikit mengingatkan dengan sambal dabu-dabu khas Manado. Isi colo colo lebih bervariasi. Ada irisan cabai rawit, sambal terasi, sambal kacang, irisan bawang merah segar, tomat hijau dan daun semangi yang disiram dengan perasan jeruk lemon. Sadappppp. Manis, asem, pedes. Suer, sepiring rasanya nggak akan cukup deh. Ada beberapa tempat makan seafood favorit saya di Ambon.
- RM. Barcelona
Jl. Said Perintah No. 26, Ambon.
Resto ini tergolong cukup besar dan baru sekitar 4 tahun berdiri dan biasanya jadi tujuan orang dalam kota untuk makan seafood. Cumi bakar di tempat ini enak banget. nggak keras dan alot. Empuk, segar dan enak. Hari itu saya and the gang sempet dua kali nambah cumi bakar saking enaknya. Jadi sehari itu tiap orang makan dua piring nasi dengan ikan bakar colo colo, cumi bakar, udang masak tauco, otak-otak dan cah kangkung. Enak banget. That's what we called good food man.
- Panorama
Jl. Karang Panjang
Daerah karang panjang bisa disebut Lembangnya kota Ambon. Posisinya ada di dataran tinggi yang udaranya lebih sejuk. Paling nggak, tidak sepanas udara di kota yang menyengat. Apalagi kalau mampir ke restoran ini sore hari. Cukup sejuk deh. Untuk ukuran Ambon, Panorama sudah keren dan kondang. Seafood tetep jadi andalan. Ikan bakar, cumi, udang. Enak deh makan malam sambil ada di kawasan perbukitan. Lumayan romantis lah. Apalagi kalau kebetulan Anda ditemani nyong Ambon yang manis. Halah. Ini sih impian salah satu temen saya. And impian saya juga denga, Secara, i love brownies aka cowok berkulit coklat.
- RM Ijah
Jl. Said Perintah
Setiap kali datang ke satu kota, wajib hukumnya buat saya untuk mampir ke warung atau rumah makan yang menyajikan makanan khas. Haram hukumnya kalau sampai nggak makan makanan khas. Ijah ini bukan nama pembantu lho. Tapi ini nama tempat makan di Ambon yang menyajikan makanan khas Ambon seperti Kohu-Kohu, Papeda atau Ikan Asap. Saya jatuh hati pada menu Kohu-Kohu. Pertama liat sih saya seperti ngeliat Urap yang biasa dibuat nyokap. Ada sayuran dan parutan kelapa muda. Harumnya enak dan kelihatannya segar. Ada bawang merang mentah yang dipotong mentah plus ikan. Biasanya yang dipakai ikan tuna atau tenggiri. Sayuran, kelapa muda dan suwiran ikan dicampur. Makannya pakai singkong rebus. Man, this food are simply delicious. Mantap dan enak lah. Sekali lagi, makan ini langsung kalap (sebenernya, setiap ketemu makanan enak pasti kalap). Habis makan jangan lupa cuci mulut pakai puding jagung. Alamak, sadap nian.
As a night owl, saya terbiasa tidur saat hari sudah berganti dan tanggalan bertambah. Susah rasanya tidur sebelum midnight. Kebiasaan tambahan dari ritme hidup burung hantu ini adalah kebiasaan kelaparan tengah malam. Untungnya, di Ambon masih ada makanan yang buka sampai dini hari, namanya Nasi Kuning Bagadang. Sadap deh. Kebetulan saya penggila nasi kuning. Tiap hari makan nasi kuning bukan masalah buat saya. Tukang jualan nasi kuning yang hobi bagadang di Ambon banyak banget. Mereka biasa mangkal di sepanjang jalan AM Sangaji. Setelah mengadakan investigasi dan icip-icip, saya memilih Ibu Mila asal Madura yang menggelar dagangan di depan toko Imi Junior dan Senyum 5000. Ada lebih dari sepuluh jenis lauk tambahan yang dipajang di atas meja. Seperti biasa, lapar mata melihat macam makanan yang ada. Pincuk nasi kuning saya pun penuh dengan cumi, telur dadar, orek tempe, tempe penyet, ikan tenggiri dan sambal. Please don't ask how I finish all. Coz that night, I ate all. Yes, ladies and gentlement, I ate all. Ha ha ha. Geee, I forgot to mentioned that I also ate kerupuk satu bungkus. Ha ha ha ha. Sudah makan seperti orang kesetanan, harganya cuma 18 ribu. Go figure! Nggak heran kalau selama dua hari berturut-turut gw bagadang bersama nasi kuning bagadang. One more info, ikan tenggiri pedas dan cumi nya enak banget.
Untuk menu sarapan, saya menemukan pedagang kaki lima yang menjual nasi kuning dan ketan unti. Tempatnya di belakang kantor Bank BNI di Jalan Said Perintah. Datengnya jangan kesiangan ya....Pagi-pagi kudu bangun. Nggak usah mandi. Nggak ada juga kok yang peduli kita udah mandi atau belum. Ha ha ha. Nasi kuningnya boleh lah bersaing dengan Nasi kuning bagadang favorit saya. Tapi lauk tambahannya sangat terbatas. Namanya juga sarapan. Nggak perlu lah seheboh makan malam. Ha ha ha. Kebalik ya..(gw rasa semua dokter gizi dan pakar kesehatan dan kebugaran langsung menghujat kata-kata gw barusan). eniwei busway...menu andalan di sini bukan nasi kuning tapi ketan unti. Ketan yang dikasih unti (parutan kelapa muda yang sudah dicampur gula merah dan dikasih kayu manis). Kalau nggak suka dengan unti, masih ada selai sarikaya. Kalau saya sih milih selai sarikaya yang nggak terlalu manis dan pas kalau dipadu dengan ketan kukus. Nyam nyam.
Sebenernya ada satu tempat makan lagi yang enak, namanya Mie Simon. Mie babi. Tapi karena saya merasa ditipu dengan harganya yang gila-gilaan, saya nggak berniat menulis tentang makanan ini. Good food tapi kalau memeras konsumen, apa bagusnya. Bener nggak???
So, if u have a chance to visit this freakin beautiful island, don't forget to visit those resto that i recommended. Hope u enjoy the Ambonese foods just like I do.
No comments:
Post a Comment