Banyak sebutan yang dialamatkan pada kota yang berada di wilayah Indonesia Timur ini. Kota Angin Mamiri, Ujung Pandang sampai Makassar, nama yang resmi disematkan pada kota asal mantan Wapres Jusuf Kalla ini. Terlepas dari banyaknya nama dan panjangnya sejarah yang ditorehkan Makassar, kota ini pun dikenal sebagai surga makanan enak, seperti Sop Konro atau Coto Makassar, makanan khas Makassar yang banyak terdapat di Jakarta. Tetapi mencicipi makanan khas langsung di daerahnya tentu saja berbeda. Selain itu, masih banyak jenis makanan lain yang membuat kota ini pas dijadikan destinasi kuliner. Makanan pinggir jalan yang hanya bisa ditemukan di pinggir pantai pun tidak kalah nikmat. Ada juga beraneka hidangan laut yang diracik dengan bumbu yang mampu membuat jatuh hati.
Rumah Makan Nelayan
Dibandingkan dengan beberapa resto seafood lainnya, tempat ini belum lama berdiri. Tapi resto favorit Farhan, Rossa, Maia Estianty, Yuni Shara dan Tantowi Yahya ini tidak boleh dipandang sebelah mata. Apalagi jika sudah mencicipi Pete Cah Udang. Potongan pete yang renyah dan manis udang berpadu sempurna. Bahkan bagi yang tidak terbiasa makan pete pun, pasti bisa menikmati sajian ini. Jangan lupa juga mencicipi Ikan Bakar Rica bagi mereka yang doyan bertempur dengan rasa pedas, atau Ikan Bakar Parape bagi yang lebih suka rasa manis kecap yang dominan. Perasan lemon membuat rasa ikan jadi segar. Ditambah dengan potongan cabai merah dan hijau serta bawang merah. Makin lahap lah menyomot nasi dan ikan.
Jl. Ali Malaka No. 25
Makassar
T : (0411) 310523
Buka : 10.00-22.00
Harga : Rp.30.000-Rp.60.000
Rumah Makan Mie Titi Datu Museng
Rumah makan ini sudah berdiri sejak 1960-an. Sampai saat ini rumah makan ini sudah punya lima cabang. Rumah makan pertama dibuka di jalan Irian. Menjejakkan kaki di Makassar tapi belum mencoba mie ini, rugi rasanya. Sekilas mengingatkan pada sajian Lomie yang biasa ada di rumah makan Cina. Mie digoreng kering dan diberi kuah yang berisi ayam, ati, telur dan sawi hijau. Renyah mie kering terasa saat menyuapkan ke dalam mulut. Sementara kuah kaldu yang berisi ayam memberi rasa gurih. Lebih enak ditambah dengan beberapa sendok sambal serta perasan jeruk limau. Segar, gurih dan renyah. Beberapa selebriti seperti Dorce, Sultan Djorghi sampai Andi Malarangeng kerap nampak di antara para pelanggan rumah makan ini.
Jl. Datu Museng No.23
Pantai Losari, Makassar
Buka : 12.00-04.00
Harga : Rp.15.000
Rumah Makan Lae Lae
“Mau pilih ikan apa?” Pertanyaan itu yang akan muncul pertama kali masuk ke rumah makan yang beroperasi sejak 2000 silam. Pengunjung bebas memilih jenis ikan sesuai selera. Pilihan tertuju pada ikan baronang. Olahan pedas gaya rica-rica dipilih karena inilah yang paling populer dan menjadi andalan rumah makan ini. Rasa pedas dan segar tomat bercampur dengan wangi daun bawang dan daun kemangi. “Dalam sehari minimal 200 ekor ikan habis dikonsumsi pelanggan,” ungkap Pak Mochtar, pemilik rumah makan ini. Sejumlah politisi dan artis ibukota tergila-gila pada sajian khas rumah makan ini, sebut saja Agung Laksono, Wiranto dan Andi Malarangeng, Peterpan, Samson, Raja sampai Bondan Winarno. Ikan bakar biasanya membutuhkan waktu 15-20 menit sebelum sampai di atas meja. Sambil menunggu pesanan siap, Anda wajib mencoba otak-otak bakar ikan tenggiri. Rasa ikan terasa kuat di setiap gigitan. Bumbu kacang makin menambah nikmat cemilan penghantar makan ini.
Jl. Datu Museng No.8
Makassar
T : (0411) 334326
Buka : 12.00-15.00, 19.30-23.00
Harga : Rp.15.000-Rp.45.000
Rumah Makan Dinar
Puluhan kursi dan meja sudah terisi pengunjung saat saya sampai ke rumah makan yang menyajikan ayam goreng dan seafood ini. Sehari sebelumnya, juga sempat mampir dan tidak kebagian tempat duduk. Kali ini, saya menunggu sebentar sampai ada bangku dan meja kosong. Tidak berapa lama, duduk dan mulai membolak-balik menu yang ada di atas meja. Ikan Bakar Parape, Kangkung Blacan dan Udang Sambal Pete menjadi menu pilihan. Meski menu Udang Sambal Pete mengingatkan pada menu yang hampir sama di resto lain, tapi setelah dicicipi baru terasa perbedaannya. Ada rasa asam, manis dan pedas dalam satu suapan. Tidak hanya itu, ada daun selada serta tomat yang menambah nikmat. Usai makan coba Nanas Italy, minuman rasa nanas bercampur dengan susu. Segar dan manis nanas yang berasal dari Italia ini niscaya menjadi penutup hidangan istimewa.
Jl. Lamadukelleng No.68
Makassar
T : (0411) 871488
Buka : 11.00-15.00, 17.30-22.30
Harga : Rp.22.500-Rp.120.000
Hidangan Aroma Coto Gagak
Biasanya, makanan enak dan populer dari sebuah kota tidak ditemukan di hotel berbintang atau pun resto fine dining. Makanan seperti itu biasanya ditemukan di pinggir jalan. Terlepas dari letaknya yang kurang memadai, makanan seperti ini tidak pernah sepi dari pembeli.Salah satunya warung Coto Gagak. Sehari warung ini bisa menyajikan lebih dari 1000 mangkuk coto. Meski hanya berupa warung sederhana, warung ini sudah pernah didatangi menteri dan selebriti. H. Jamaluddin, pemilik warung yang sudah berjualan sejak tahun 1975 sudah tak mampu lagi menyebutkan orang penting yang penjadi pelanggan saking banyaknya. Untuk menjaga kualitas rasa, coto masih dimasak dengan cara lama, menggunakan kayu bakar dan belanga tanah liat. Isi coto beragam, mulai dari daging sampai jeroan. Dimakan dengan ketupat dan sambal, wow mantap!
Jl. Gagak No.27
Makassar
Buka 24 jam
Harga : Rp.7.000
Rumah Makan Sop Saudara
Sepanjang jalan Irian, ada beberapa tempat makan enak yang menjadi kebanggaan masyarakat Makassar, salah satunya rumah makan Sop Saudara. Ada sop konro, sop kikil dan sop saudara. Menurut H. Syarifuddin, sang pemilik, coto ini terdiri dari daging dan beraneka jenis jeroan yang bisa dipilih sesuai selera. Coto ini dibuat dari susu sapi. sop konro atau sop kikil, shanya dijual pada saat malam. Setelah menjajal tiga jenis sop, sop konro juaranya. Kuahnya gurih tapi tidak terlalu berlemak. Sambil menggerogoti daging yang masih sedikit menempel, juga bisa menyesap sumsum tulangnya. Hmmmmmm yummy.
Jl. Irian No.34
Makassar
Buka : 17.00-06.00, 09.00-17.00
Harga : Rp.10.000-Rp.18.000
Rumah Makan Aan Ping Lao
Kawasan jalan Sulawesi, Makassar dikenal sebagai wilayah Chinatown. Di daerah ini banyak ruko yang beralih fungsi menjadi tempat makan. Sajian yang ditawarkan pun beraneka ragam. Mulai dari nasi goreng merah khas Makassar, mie ayam, mie pangsit atau pun bubur. Di antara beberapa rumah makan khas Pecinan di kawasan ini, unggulannya Aan Ping Lao. Bukan tanpa alasan saya mengunggulkan rumah makan yang sudah berdiri sejak 1949 ini. Beberapa teman, kolega, bahkan selebriti merekomendasikan tempat ini. Andalannya tentu mie pangsit dan bubur. Sebelum makan ada baiknya memastikan mereka tidak menaruh potongan daging babi di makanan yang Anda pesan, terutama bagi yang muslim.
Jl. Sulawesi No.188
Makassar
T : (0411) 318537
Buka : 07.00-16.00
Harga : Rp.10.000-Rp.20.000
Rumah Makan Bravo
Udara panas yang menghujani kota Makassar membuat tenggorokan terasa kering dan paling enak menyantap sesuatu yang dingin dan menyegarkan. es pallubutung dan es pisang hijau. jawabannya. Dua dessert andalan Makassar ini saya temukan di resto yang sudah beroperasi selama dua puluh tahun. Rasa pisang kepok dan pisang raja tidak hilang meski diberi tambahan tepung beras, susu dan sirup serta potongan es baru yang segar. Pemilihan pisang yang matang dan manis membuat dessert ini terasa istimewa. Sementara tepung beras membuat kuah terasa kental dan melebur sempurna dengan pisang. Sementara campuran susu dan sirup membuat tidak bisa berhenti menyuap.
Jl. Andalas No.154
Makassar
T : (0411) 323045
Buka : 08.00-22.00
Harga : Rp. 10.000
Rumah Makan Paotere
Kalau SBY dan Jusuf Kalla saja menyempatkan waktu makan di tempat ini, rasanya tidak perlu penjelasan lagi mengapa saya memilih resto spesialisasi sajian seafood bakar ini ke dalam daftar tempat favorit. Ikan bandeng bakar menjadi pilihan utama. Bumbu meresap sampai ke dalam. Gurih, manis dan wangi memancing napsu makan. Apalagi ditambah cocolan sambal yang pedas. Dijamin fokus hanya tertuju pada makanan. Pantas saja jika sehari, resto ini menghabiskan 250 ekor ikan bandeng. Selain bandeng, juga tersedia ikan kuwe, baronang. Tapi entah mengapa, tidak ada yang menandingi kedahsyatan ikan bandeng bakar resto yang berdiri sejak 1993 ini.
Jl.Sabutung Paotere No.46
Makassar
T : (0411) 326366
Buka : 09.00-22.00
Harga : Rp.12.000-Rp.50.000
Warung Pallubasa Serigala
“Ini makanan paling hebat,” ungkap seorang teman sambil melahap semangkuk sup pallubasa. Untuk bisa menjajal sop ini, harus bolak balik beberapa kali karena selalu kehabisan. Kedatangan terakhir, rela diguyur hujan rintik-rintik sambil menunggu pengunjung lain selesai makan. Tempat makan yang sederhana ini tidak memungkinkan menampung jumlah pengunjung yang mengalir tanpa henti. Penantian selama kurang lebih satu jam itu tidak sia-sia. Kuah sup masih mengepul saat seorang pelayan menghantarnya ke atas meja. Harum kuah membuat tidak sabar mencicipi. Tampilannya unik. Telur mentah dicampur di kuah santan yang mendidih. Beragam jenis bumbu dan rempah-rempah langsung terasa disuapan pertama. Isi sup pun unik. Mulai dari daging, kikil, kepala sapi, jeroan sampai lemak sapi bercampur tapi tidak membuat enek. “Satu mangkuk sih tidak akan cukup,” ungkap salah seorang teman yang menemani perburuan ini. Ucapannya tidak berlebihan. Masing-masing kami menghabiskan dua mangkuk sop pallubasa. Kabar gembiranya, jika Anda tergoda makan sup ini tapi belum ada waktu berangkat ke Makassar, tahun ini, mereka berencana membuka cabang di Jakarta. Tepatnya di kawasan Senopati.
Jl. Serigala, Makassar
Buka : 08.30-22.00
Harga : 12.000
Pisang Epe
Disepanjang pantai Losari, ada banyak pedagang kaki lima yang menyajikan pisang Epe. Pada dasarnya, pisang Epe tidak banyak berbeda dengan pisang bakar yang banyak dijual di ibukota. Bedanya, pisang Epe menggunakan kuah gula merah yang membuat rasa pisang kepok yang dijepit dan dibakar ini terasa lebih legit. Ada beberapa pilihan rasa yang bisa dicoba. Mulai dari coklat, keju, kelapa, sampai durian, atau rasa original hanya dengan lelehan gula merah. Tapi jangan terkejut jika satu porsi pisang Epe harus Anda tebus dengan harga 15 ribu rupiah. Meski begitu Pak Uding, penjual pisang epe yang sudah mangkal di jalan Penghibur, pantai Losari sejak tahun 80-an ini mengaku tidak pernah sepi pengunjung.
Jl. Penghibur, pantai Losari
Buka : 15.00-01.00 (Senin-Jumat)
15.00-10.00 (Sabtu-Minggu)
No comments:
Post a Comment