Wednesday, December 8, 2010

Tegal, Kota dengan Kuliner Jempolan di Pantai Utara

Perjalanan menyusuri jalur Utara merupakan perjalanan yang berat sekaligus tidak terlupakan. Menyusuri kota-kota di Pantai Utara Jawa ini menambah pengetahuan serta pemahaman tentang kuliner di wilayah ini. Sepanjang 423 km, saya menyusuri Jakarta sampai Semarang. Mampir di Karawang, Cirebon, Brebes, Tegal, Pemalang, Pekalongan, dan Semarang. Dari beberapa kota, saya begitu terpesona dengan Tegal. Saya menemukan banyak tempat makan sederhana namun bercitarasa tinggi dan memiliki latar belakang historis yang kuat.

Sate kambing Balibul atau bawah lima bulan sempat menjadi trademark di Tegal. Tapi sejak bang Awi meluncurkan menu Sate Batibul atau bawah tiga bulan, menyantap daging kambing yang masih bayi ini jadi keharusan saat berkunjung ke Tegal. Daging kambing muda mengandung kadar kolesterol yang rendah. Dagingnya lembut dan gurih. Selain Sate Batibul bang Awi, masih ada RM Sari Sedap yang menyajikan sate kambing yang tidak kalah gurih dan lembut meski usia kambing tidak di bawah tiga bulan. Selain rasa yang unik, pekerja di sini semuanya perempuan.

Lokasi Tegal yang tidak terlalu jauh dengan Cirebon membuat nasi lengko menjadi salah satu makanan khas di Tegal. RM Pi’an yang berada di dekat stasiun kereta api. Meski bernama sama, penyajiannya sedikit berbeda. Tapi urusan rasa, acungan dua jempol bisa menunjukkan kualitas warung yang sudah berdiri puluhan tahun ini. Menu lain yang disajikan; Mie Kuah dan Nasi Gule. Warung ini juga sering didatangi pengusaha asal Tegal yang rindu makanan masa lalu.

Sajian khas Tegal yang tidak kalah popular, Sauto Sedap Malam. Sepanjang jalan Talang, banyak rumah makan yang menyediakan menu sejenis dengan tambahan Sedap Malam. “Semua pedagang ini masih bersaudara. Tapi yang paling laku dan paling enak tetap bapaknya,” ucap Koh Gyong Gyong. Sang bapak yang dimaksud membuka jualan di jalan Talang No. 100. Kuah sautu menggunakan tauco dengan isi suwiran ayam, jeroan, daging sapid an sayuran. Lebih enak lagi ditambah tulang ayam yang digoreng kering. Tulang ayam ini berfungsi sebagai kerupuk yang gurih. Sekali mencoba langsung ketagihan.

Kejutan terbesar dari kota yang membangun pusat kuliner dengan label Tegal Laka Laka ini datang dari RM Ny. Pan. Lokasinya masuk ke dalam gang. Disamping SMPN5. Rumah makan sederhana ini sudah berdiri sejak zaman penjajahan Jepang. Nasi Bogana dan Lontong Cap Gomeh jadi menu utama. Menu di rumah makan ini membuat kami kehabisan kata-kata. Hao chi senjingbing.

Warung Makan Pi’an

Jl. Kol. Sudiarto

Buka : 06.00-20.00

Harga : Rp.5.000-Rp.12.000

RM.Nyonya Pan

Komp Sekolah SMPN5

Jl. Veteran Gg. Kongkaan

Buka : 06.00-16.00

Harga : Rp.12.000

RM. Sedap Sari

Jl. Gajah Mada 112

Buka : 16.00-21.00

Harga : Rp.17.500

Sauto Talang Sedap Malam

Jl. Raya Talang No. 100

Buka : 09.00-23.00

Harga : Rp.10.000

Sate Batibul Bang Awi

Jl. Raya II Ujungrusi, Adiwarna

Buka : 09.00-23.00

Harga : Rp. 15.000-Rp.20.000

No comments: