Wednesday, December 8, 2010

Soto Enak, Ampela-nya Apalagi

Meja dan bangku kayu panjang berjejer bersayap. Di atas meja ada toples plastik berisi kerupuk. Piring kecil berisi ati ampela, tempe serta sate telur puyuh memenuhi bagian tengah rumah makan. Menu yang disajikan hanya satu, Soto Ayam. Orang Semarang mengenal rumah makan ini dengan nama Soto Selan, diambil dari daerah asal sang pemilik, Ny. Ginartini yang berasal dari daerah Selan. Soto yang disajikan tidak beda dengan soto Kudus atau Soto Kadipiro di Yogyakarta. Kuahnya bening dengan soun, tauge, dan ayam. Mau lebih ramai tinggal tambah lauk lain yang sudah tersedia di atas meja. Di sini, Anda bisa menikmati saren goreng. Saren terbuat dari darah ayam yang dikukus kemudian digoreng. “Sekarang ini susah mencari restoran atau rumah makan yang menyediakan saren goreng,” ungkap Budi, salah satu pelanggan Soto Selan.

Kalau Budi terpesona dengan saren gorengnya, maka saya jatuh hati pada ampela goreng. Apa sih bedanya? Ampela goreng terasa empuk. Tidak alot atau keras saat digigit. Beberapa kali kunyahan saja langsung meluncur lembut ke dalam perut. Selain ampela, lauk tambahan yang digemari, sate telur puyuh. Makin mantaplah rasa soto yang disajikan di dalam mangkuk keramik Cina berukuran mungil ini. Satu mangkuk rasanya tidak akan cukup. Siap nambah?

Jl. Depok No. 36D

Semarang

T : 024 3520842

Buka : 06.30-14.30

Harga : Rp. 6.000

No comments: